Jumat 02 Aug 2013 04:34 WIB
Wawancara Menteri Luar Negeri Prancis

Indonesia Penting Bagi Prancis

Menlu Prancis, Laurent Fabius
Foto: AP
Menlu Prancis, Laurent Fabius

REPUBLIKA.CO.ID,Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius melakukan lawatan resmi ke Indonesia pada 1 sampai 3 Agustus. Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Fabius di Kawasan Asia Tenggara. Secara simbolis, lawatan pertama Fabius ini menunjukkan betapa pentingnya Indonesia bagi Prancis. Fabius menekankan komitmen Prancis untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. Dari mulai pendidikan, ekonomi, politik, hingga stabilisasi keamanan di kawasan.

Di bidang stabilitas keamanan di ASEAN, Fabius mengatakan Prancis siap berperan dalam mendorong upaya ASEAN dan Cina untuk merumuskan tata perilaku di Laut Cina Selatan. Selama ini konflik perbatasan di Laut Cina Selatan telah membuat ketegangan antara Cina dan sejumlah negara di ASEAN seperti Vietnam dan Cina. Berikut petikan wawancara khusus wartawan Republika Teguh Firmansyah dengan Laurent Fabius yang dilakukan secara tertulis.

1. Bagaimana Anda melihat hubungan Indonesia dengan Prancis?

Hubungan antara Indonesia dan Prancis amat baik. Kita adalah mitra strategis sejak tahun 2011. Indonesia telah kami pilih untuk menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang terhubung dengan kami dalam kerangka kemitraan strategis. Indonesia juga merupakan negara pertama di kawasan ini yang menjadi tujuan lawatan resmi saya. Keputusan ini bersifat simbolis. Dengan cara inilah saya ingin menggarisbawahi pentingnya Indonesia bagi Prancis.

2. Seberapa besar investasi Prancis di Indonesia? Apakah ada komitmen untuk meningkatkannya?

Peningkatan penanaman modal silang, dari Prancis ke Indonesia dan juga dari Indonesia ke Prancis, merupakan prioritas kemitraan kita. Jumlah perusahaan Prancis yang hadir di sini terus bertambah. Salah satu ciri khas adalah bahwa investasi-investasi tersebut berjangka panjang dan ingin menjadi panutan di bidang kebijakan industri, kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, dan tanggung jawab sosial. Adalah penting bahwa kerangka hukum penanaman modal diperkokoh demi mempercepat dinamika ini.

3. Juni lalu, Menteri Perdagangan Prancis Nicole Bricq datang ke Indonesia. Dia tertarik untuk mendorong Prancis berinvestasi di sektor energi, infrastruktur, dan transportasi. Bagaimana kelanjutannya sekarang?

Kami memiliki proyek-proyek penanaman modal di Indonesia di bidang transportasi, terutama perkeretaapian, dengan proyek rehabilitasi koridor kereta api perkotaan Bandung yang baru saja disepakati. Dalam sektor infrastruktur, Indonesia menawarkan peluang yang sangat besar kepada para investor kami.

4. Prof Francois Raillon dari Pusat Penelitian Nasional untuk Studi di Kawasan Asia Tenggara mengatakan, hubungan Indonesia dan Prancis setelah era Soeharto cenderung menurun. Hal itu dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang belajar di Prancis. Apakah ini benar?

Memang benar kehadiran kami kurang terasa selama beberapa tahun terakhir ini. Namun demikian, ada beberapa perubahan. Pemerintahan saya menjadikan pengembangan hubungan antara Prancis dan Indonesia di segala bidang sebagai prioritas. Dinamika baru sedang berkembang. Karena itulah dalam dua tahun terakhir ini, jumlah mahasiswa Indonesia yang berangkat ke Prancis meningkat tajam (440 orang pada tahun 2012). Jumlah penerima beasiswa pun bertambah secara berkala dari 92 orang pada tahun 2012 menjadi 152 orang pada tahun 2013.

5. Bagaimana pandangan Anda tentang stabilitas politik dan keamanan di Asia Pasifik, menyusul konflik di perbatasan serta konflik internal di sejumlah negara seperti Myanmar?

Meskipun ASEAN telah berhasil dengan gemilang mengupayakan perdamaian, terutama dengan terciptanya perdamaian di Indocina menyusul kesepakatan Paris, buah dari prakarsa Prancis-Indonesia pada tahun 1991, beberapa ketegangan masih terasa di kawasan Anda. Ketegangan-ketegangan tersebut mencakup sengketa-sengketa perbatasan di wilayah darat dan terutama di wilayah perairan, yang memprihatinkan kami, karena Asia Timur merupakan jalur pelayaran utama yang penting bagi kepentingan ekonomi dan strategi kami. Bukan tugas Prancis untuk menyelesaikan sengketa-sengketa wilayah di kawasan ini, namun kami siap membantu mencarikan penyelesaian damai sesuai dengan hukum internasional. Dengan demikian, Prancis mendorong upaya ASEAN dan Cina untuk merumuskan tata perilaku di Laut Cina Selatan seperti yang termaktub dalam Deklarasi Phnom Penh tahun 2002. Mengenai konflik-konflik internal, saya ingin menyampaikan penghargaan saya atas upaya-upaya yang ditempuh oleh beberapa pemerintahan, di Filipina, Thailand, dan Myanmar, terutama guna menyelesaikan sengketa di dalam negeri masing-masing, seperti yang berhasil dilakukan oleh Indonesia dalam penyelesaian konflik Aceh 8 tahun yang lalu

6. Apakah Prancis memiliki fokus terhadap negara di kawasan Asia Pasifik? Jika jawabannya iya, bisakah Anda memberikan contoh kebijakan nyata tersebut?

Prancis ingin hadir di wilayah di mana dunia masa depan dibangun, dengan mengandalkan kehadirannya yang sudah lama di wilayah Asia-Oseania. Lebih dari sejuta warga Prancis berasal dari Asia dan lebih dari setengah juta orang warga Prancis hidup di wilayah Pasifik. Komitmen ini diwujudkan secara nyata melalui pengembangan kemitraan politik dengan negara-negara besar di kawasan tersebut, dan juga melalui kehadiran perusahaan dan sumber daya manusia yang berkembang pesat di seluruh negara-negara Asia

7. Berdasarkan penilaian Anda, sejauh mana peran Indonesia di kawasan Asia Pasifik?

Indonesia memegang peranan strategis yang penting di kawasan Asia Pasifik, dan bahkan di luar kawasan tersebut. Pertama-tama, sebagai negara pendiri ASEAN yang giat mempromosikan stabilitas dan perdamaian. Saya ingin mengucapkan selamat atas peranan yang dimainkan Indonesia sebagai mediator dalam penyelesaian ketegangan-ketegangan antara negara-negara ASEAN. Kemudian, salah satu jalur penting pelayaran dunia kapal-kapal niaga melewati selat-selat di Indonesia. Kerja sama antara angkatan laut kedua negara kita untuk menjamin keamanan jalur transportasi laut tersebut merupakan salah satu poros utama kerja sama Prancis-Indonesia. Indonesia memiliki hubungan erat dan konstruktif dengan dunia Islam, sebagai faktor moderasi dan stabilitas di tengah-tengah krisis yang mengguncang Timur Tengah dan sebagian Asia Selatan. Bersama Prancis, Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap independensi dan otonomi strategisnya.

8. Kami dengar ada diskriminasi Muslim di Prancis, apakah itu benar? Apa kebijakan pemerintah Prancis untuk mengatasi persoalan ini?

Di Prancis, segala bentuk diskriminasi terhadap keyakinan beragama dilarang dan pelakunya dapat dikenai hukuman, seperti yang telah diatur dalam undang-undang. Dan, setiap warga yang tinggal di Prancis, baik warga negara Prancis atau warga negara lain, apa pun agamanya, bebas menjalankan ibadahnya. Banyak masjid-masjid dibangun di Prancis dan sering kali berkat bantuan pemerintah daerah setempat, dan produk-produk halal dapat diperoleh dengan mudah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement