REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indosat Tbk membukukan rugi bersih per saham meningkat sebesar 28,1 persen pada akhir semester pertama tahun buku 2013. Indosat membukukan rugi bersih senilai Rp 42,5 per lembar saham.
"Peningkatan rugi bersih ini disebabkan oleh adanya peningkatan beban jasa telekomunikasi dan perubahan masa manfaat peralatan selular," ujar Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli, belum lama ini.
Turunnya laba bersih perseroan juga disebabkan oleh meningkatnya beban usaha, yaitu sebesar 18,9 persen menjadi Rp 10,51 triliun. Hal tersebut menggerus pendapatan Indosat yang tumbuh 14,2 persen menjadi Rp 11,7 triliun.
Perseroan berhasil menurunkan tingkat utang sebesar 21,3 persen di akhir Juni 2013. Indosat telah melakukan pelunasan sejumlah pinjaman, antara lain pinjaman sindikasi senilai 193,5 juta dolar AS, pelunasan pinjaman GSI senilai 50 juta dolar AS, pelunasan sukuk ijarah Indosat III senilai Rp 570 miliar, dan pelunasan obligasi Indosat II senilai Rp 200 miliar. Utang tersisa Indosat hingga akhir semester pertama senilai Rp 20,29 triliun.
Perseroan mencatat pertumbuhan pelanggan seluler sebesar 10,9 persen menjadi 56,5 juta pelanggan. Alexander mengungkapkan hal tersebut mendorong pertumbuhan pendapatan seluler di semester pertama, yaitu 13,7 persen. "Pendapatan seluler berkontribusi 81,7 persen terhadap total pendapatan," ujar Alexander.
Saham Indosat ditutup stagnan pada perdagangan Jumat (2/8) pada level Rp 4.950 per lembar saham.