Rabu 07 Aug 2013 15:39 WIB

Pengusaha Korsel Desak Pembukaan Kembali Kawasan Industri Kaesong

Kaesong, kompleks industri di Korea Utara
Foto: AP
Kaesong, kompleks industri di Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, PAJU -- Ratusan pengusaha Korea Selatan pada Rabu (7/8) waktu setempat berunjukrasa di dekat perbatasan dengan Korea Utara, mendesak pembukaan kembali kegiatan di pabrik, yang mereka tinggalkan di daerah industri antar-Korea. Unjukrasa itu terjadi saat ada tanda Korea Selatan (Korsel) akan mempertimbangkan penarikan secara tetap dari gugus Kaesong, yang ditutup pada April saat ketegangan meningkat di Semenanjung Korea.

Seoul sedang bersiap membayar klaim-klaim asuransi kepada perusahaan dengan investasi di 123 perusahaan Korsel yang berlokasi di Kaesong. Kedua Korea melakukan enam putaran perundingan tanpa membuahkan hasil mengenai masa depan Kaesong, dan pada Ahad (4/8) kemarin Korsel mengaatkan pihaknya telah mencapai batas kesabarannya.

Pada 28 Juli,Seoul mengusulkan satu perundingan putaran akhir untuk menyelesaikan masalah itu, tetapi Pyongyang belum menanggapinya. Pada unjukrasa Rabu (7/8) di Paju dekat perbatasan itu, sekitar 500 orang termasuk wakil-wakil dari perusahaan-perusahaan yang berpangkalan di Kaesong mendesak kedua pihak mencapai satu kesepakatan baru untuk membuka kembali zona industri itu.

Dengan menyebut Kaesong satu simbol perdamaian, mereka menyeru Korea Utara (Korut) mengabulkan permintaan Korsel bagi satu jaminan yang mengikat untuk menghindari penutupan sepihak kompleks itu pada masa depan. Mereka juga mendesak Seoul menunjukkan sikap yang lebih luwes dalam perundingannya dengan Pyongyang.

Didirikan persis di utara perbatasan kedua negara tahun 2004, Kaesong tidak terpengaruh dalam krisis-krisis antar Korea sebelumnya, tetapi akhirnya juga menjadi korban dari dua bulan ketegangan yang meningkat setelah satu uji coba nuklir oleh Korut Februari. Pada awal April Korut, Korut menarik seluruh 53.000 pekerjanya yang bekerja pada pabrik-pabrik tekstil dan barang-barang lainnya di pabrik Kaesong.

Korut menolak tuntutan Korsel bagi satu jaminan, dengan mengatakan itu sama saja menyetujui tanggung jawab bagi penutupan Kaesong. Pyongyang mengatakan keputusan untu menarik para pekerjanya adalah akibat langsung dari intimidasi militer dari Korsel karena negara itu melakukan pelatihan militer gabungan dengan Amerika Serikat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement