Sabtu 10 Aug 2013 06:17 WIB

Tradisi Lebaran di Seantero Jagad

 Usai shalat Idul Fitri, sejumlah warga mengunjungi makam kerabatnya di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Kamis (8/8). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Usai shalat Idul Fitri, sejumlah warga mengunjungi makam kerabatnya di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Kamis (8/8). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Friska Yolandha

Setiap daerah dan negara memiliki istilah tersendiri untuk menyebut Hari Raya Idul Fitri.

Lebih dari 1,5 miliar umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut datangnya Hari Kemenangan, Idul Fitri 1434 H yang jatuh pada 1 Syawal. Di setiap wilayah, kaum Muslim memiliki tradisi masing-masing untuk mengisi dan merayakan Idul Fitri. Semua bergembira dan bersuka ria, setelah sebulan menunaikan ibadah shaum.

 

Setiap daerah dan negara memiliki istilah tersendiri untuk menyebut Hari Raya Idul Fitri. Orang Indonesia menyebutnya Hari Lebaran. Orang Jawa mengenalnya sebagai Ngaidul Fitri, di kalangan etnis Sunda disebut Boboran Siyam, sedangkan Muslim di Aceh mengenalnya sebagai Uroe Raya Puasa.

Kaum Muslim di Malaysia, Singapura, dan Brunei biasa memanggilnya Hari Raya Puasa dan Aidilfitri. Muslim Bangladesh menyebut Idul Fitri sebagai  Rojar Eid. Orang Turki menyebutnya sebagai Ramazan Bayramı. Dalam bahasa Sindhi disebut Eid Nimaz dan bahasa Hausanya disebut Sallah.

Dalam bahasa Persia, Idul Fitri dikenal dengan istilah Eid-e Sa'eed-e Fitr. Orang berbahasa Urdu memanggilnya Choti Eid atau Meethi Eid. Di beberapa negara di daratan Eropa juga terdapat beragam istilah Idul Fitri. Orang Bosnia mengenalnya sebagai Eid, Muslim Albania menyebutnya sebagai Bajram, di Kroasia dikenal istilah Ramazanski Bajram.

Di beberapa Negara berpenduduk mayoritas Muslim,  Idul Fitri dirayakan selama tiga hari. Hal pertama yang dilakukan oleh umat Muslim pada Hari Kemenangan adalah melaksanakan shalat Idi di masjid atau di lapangan terbuka. Setelah itu, mereka saling meminta maaf kepada kerabat dan berkunjung ke rumah saudara untuk mengucapkan selamat Idul Fitri.

Di hari nan fitri itu, setiap Muslim biasanya bangun pagi, lalu menyucikan diri. Mereka  berangkat ke masjid atau lapangan dengan menggunakan pakaian baru atau pakaian terbaik mereka. Sebelum shalat dilaksanakan,  umat Islam  diwajibkan zakat fitrah. Jamaah yang akan pergi ke masjid biasanya mengumandangkan takbir selama perjalanan mereka. Kumandang takbir terdengar dari corong-corong pengeras suara dan dari mulut setiap Muslim.

Berikut adalah tradisi yang dilakukan umat Islam di berbagai Negara untuk menyambut dan mengisi Hari Raya Idul Fitri:

Tunisia

Umat Islam Tunisia  merayakan Idul Fitri selama tiga hari dengan persiapan selama beberapa hari sebelumnya. Masyarakat Tunisia membuat biskuit spesial untuk diberikan kepada keluarga dan teman-teman mereka, termasuk Baklawa dan beberapa jenis kaak, yaitu makanan asli Pakistan yang berbentuk roti keras.

Para lelaki akan berangkat ke masjid lebih dulu,  sementara para perempuan boleh ikut bersama mereka atau tinggal di rumah. Di rumah mereka mempersiapkan rumah untuk perayaan dengan meletakkan pakaian dan mainan baru untuk anak-anak mereka. Setelah itu, mempersiapkan makan siang di rumah keluarga besar. Biasanya makan siang dilaksanakan di rumah orang yang dituakan.

Membagi-bagikan kado adalah bagian dari tradisi. Berbagai hidangan disajikan. Setiap keluarga saling mengunjungi sanak family. Biasanya anak-anak menemani ayah mereka untuk berkunjung ke paman, bibi, kakek dan nenek serta teman-teman mereka untuk mengucapkan selamat hari raya. Mereka akan ditawari minuman dan kue-kue. Para wanita dan beberapa anak tinggal di rumah untuk menyambut para keluarga yang datang berkunjung ke rumah dan mengucapkan selamat Idul Fitri.

Afrika Selatan

Di kota Cape Town, Afrika Selatan, sebagian kaum Muslim akan berkumpul di Green Point pada malam hari di akhir Ramadhan untuk mengamati bulan. Mereka berasal dari tokoh-tokoh Islam di wilayah itu. Setelah mengamati bula, maka mereka akan mengumumkan 1 Syawal sebagai Hari Raya Idul Fitri.

Setelah shalat Id, kaum Muslim saling mengunjungi sanak saudara dan tetangga. Anak-anak memperoleh hadiah dan uang dari yang lebih tua, baik orangtua, tetangga, maupun famili yang lain. Kebanyakan orang memakai pakaian baru dengan warna-warna cerah. Biskuit, kue, dan samosa, kacang, dan kue tart disuguhkan untuk tamu di rumah. Makan siang dilaksanakan bersama sekelompok besar keluarga di satu tempat.

Nigeria

Meski tergolong negara sekuler, perayaan Idul Fitri di Nigeria juga amat meriah. Di negara itu, pemeluk Kristen pun ikut berpartisipasi. Idul Fitri dikenal sebagai Sallah kecil atau Lebaran kecil.  Setiap orang saling menyapa dan mengucapkan selamat Idul Fitri, ‘’Barka da Sallah”.

Kaum Muslim melaksanakan shalat Id di lapangan yang ditetapkan. Sebelum pulang ke rumah, mereka makan bersama keluarga yang telah disiapkan oleh para ibu. Hari libur ini dilaksanakan selama dua hari di Nigeria. Apabila Idul Fitri jatuh pada akhir pekan atau berlanjut dengan akhir pekan orang-orang Nigeria akan memanfaatkan hari libur tersebut dengan pulang ke daerah masing-masing untuk mengunjungi sanak saudara.

Arab Saudi

Islam adalah agama resmi di Arab Saudi, karena di sinilah Islam pertama kali diturunkan. Idul Fitri dirayakan dengan meriah di Negara yang memiliki dua kota suci, Makkah dan Madinah itu. Menjelang Idul Fitri tiba,  orang Arab akan menghiasi rumah mereka dan para ibu memasak untuk dihidangkan di hari raya ini.

Festival Idul Fitri di Arab Saudi sangatlah beragam, tergantung daerahnya.

Di hari nan fitri itu, kedermawanan dan keramahtamahan tampak dengan jelas. Keluarga Arab memiliki tradisi berkumpul bersama keluarga besar seusai shalat Idul Fitri. Sebelum masakan khas Idul Fitri dihidangkan, anak-anak akan berbaris di depan setiap orang dewasa di dalam keluarga yang membagi-bagikan riyal kepada mereka.

Anggota keluarga juga memberikan hadiah kepada anak-anak yang hadir. Hadiah yang berbentuk tas ini biasanya berisi mainan dan permen yang telah dibungkus dengan indah. Bahkan pemilik toko pun menunjukkan kemurahan hati mereka dengan memberikan hadiah gratis pada pembelinya.

Orang-orang turun ke jalan dan menunjukkan kemurahan hati mereka. Kadang-kadang orang asing memberikan hadiah kepada anak-anak yang tidak mereka kenal. Di Arab juga terdapat tradisi pria Arab pergi membeli beras dan bahan pokok lain dalam jumlah besar, lalu menaruhnya di depan pintu orang-orang dhuafa secara acak.

Turki

Di Turki libur hari raya ini disebut dengan Bayram dan Idul Fitri disebut dengan Seker Bayrami dan Ramazan Bayrami. Hari Idul Fitri adalah hari libur nasional, yaitu ketika seluruh kantor pemerintah dan sekolah ditutup selama tiga hari berturut-turut untuk memeriahkan perayaan ini.

Perayaan ini diresapi dengan tradisi tradisional. Biasanya orang-orang bertemu dengan orang lain dan mengucapkan, ‘’Bayraminiz kutlu olsun’’ atau ‘’Mutlu Baylamar’’. Di hari itu orang-orang datang ke masjid dengan pakaian terbaik mereka, mengunjungi orang-orang yang mereka cintai seperti saudara, teman, dan tetangga.

Mereka juga melayat ke pemakaman untuk mendoakan saudara yang telah meninggal. Di pemakaman terdapat sebuah bazaar sementara tempat orang menjual bunga, air dan buku doa bagi pelayat. Bazaar ini berlangsung selama tiga hari Idul Fitri. Hari pertama adalah hari yang paling penting karena orang-orang datang ke masjid untuk melaksanakan shalat.

Hari ini juga menjadi kehormatan bagi orangtua karena yang lebih muda menyalami yang lebih tua dan mencium tangan kanan orangtua. Biasanya anak-anak juga pergi ke sekitar lingkungan rumahnya, dari pintu ke pintu, dan memberikan ucapan selamat Bayram. Dari para tetangga yang dikunjungi mereka memperoleh permen, coklat dan permen tradisional seperti baklava dan penganan Turki. Mereka juga memperoleh uang meskipun tidak banyak.

Mesir

Idul Fitri dirayakan selama tiga hari di Mesir dan menjadi hari libur nasional. Sama seperti di Turki, seluruh sekolah, universitas, dan kantor pemerintahan libur. Beberapa toko dan restoran pun tutup pada Idul Fitri dan baru buka beberapa hari kemudian.

Hari yang fitri ini dimulai dengan penganan kecil, diikuti dengan shalat Idul Fitri yang diikuti oleh laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang mengingatkan orang-orang Mesir akan kebaikan yang harus mereka lakukan pada orang lain.

Setelah shalat Idul Fitri umat Muslim engunjungi tetangga, teman, dan saudara mereka untuk mengucapkan selamat hari raya. Biasanya mereka mengucapkan, “Eid Mubarak”.

Pada hari pertama lebaran seluruh warga wajib mengunjungi sanak saudara mereka sehingga pada hari kedua dan ketiga warga dapat menikmati liburan dengan pergi ke taman, pantai, aau bioskop. Beberapa warga pergi ke Sungai Nil, namun Sharm El Sheikh juga menjadi titik favorit warga Mesir.

Anak-anak biasanya diberi baju baru pada hari Idul Fitri. Mereka memperoleh Eid-ey-yah dari orang dewasa, yaitu sejumlah uang yang dapat mereka pakai di hari raya tersebut. Para perempuan juga diberi hadiah spesial dari orang yang mereka sayangi. Berkumpul keluarga juga menjadi tradisi di hari yang suci ini. Mereka memasak makanan seperti fata, khaka, yaitu penganan yang diisi kacang dan ditutupi oleh taburan gula.

Qatar

Momen Idul Fitri menjadi hal yang penting bagi masyarakat Qatar, karena di hari ini seluruh keluarga berkumpul dan merayakan Idul Fitri bersama-sama. Persiapan Idul Fitri dilakukan sekitar seminggu hingga sepulu hari sebelum Ramadhan berakhir. Akhir Ramadhan adalah hari-hari sibuk bagi perempuan Qatar karena merekalah yang melakukan hampir seluruh persiapan.

Para penjahit kelebihan pesanan karena banyaknya perempuan yang menjahitkan pakaian untuk Idul Fitri.  Sepuluh hari menjelang Idul Fitri di ibu kota Qatar, Doha, lalu lintas menjadi mimpi buruk bagi orang-orang di sana. Bak banjir melanda, orang-orang datang ke toko baju, penjahit, dan pasar untuk membeli keperluan Idul Fitri mereka. Akhir Ramadhan polisi disiagakan di tempat-tempat tertentu untuk mengatur lalu lintas.

 

Afghanistan

Di negara berbudaya Islam Sunni, Idul Fitri memegang peranan yang sangat penting. Masyarakat Afghanistan mulai mempersiapkan Idul Fitri sepuluh hari sebelumnya dengan membersihkan rumah mereka. Hal ini dikenal dengan Khana Takani. Masyarakat pergi ke bazaar dan membeli baju baru, permen, dan kue yang dihidangkan untuk para tamu.

Pada hari Idul Fitri mereka melaksanakan shalat berjamaah dan pulang ke rumah untuk makan bersama kelarga besar. Mereka saling mengunjungi rumah saudara dan tetangga sambil mengucapkan “Eid Mubarak”.

Asia Selatan

Malam sebelum Idul Fitri di Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Nepal disebut Chaand Raat yang artinya malam sebelum bulan. Muslim di negara-negara ini mengunjungi pasar dan toko untuk membeli keperluan lebaran. Anak-anak gadis akan memakai henna di tangan dan kaki mereka dan memakai gelang berwarna-warni.

Mereka mengucapkan “Eid Mubarak” dan diikuti dengan pemberian hadiah dan baju. Setelah mereka melaksanakan shalat Idul Fitri biasanya masyarakat berkunjung ke pemakaman untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal.

Di India masjid-masjid terkenal penuh oleh Muslim yang ingin melaksanakan shalat Idul Fitri. Di Bangladesh Sholakia menjadi pusat shalat Idul Fitri. Sekitar 300 ribu Muslim melaksanakan shalat Idul Fitri di sana setiap tahunnya. Kebanyakan masyarakat di Asia Selatan merayakan Idul Fitri selama tiga hari.

Amerika Serikat

Kebanyakan Muslim di Amerika Serikat melaksanakan shalat Idul Fitri di pusat kebudayaan Islam di kota besar. Muslim dari budaya dan negara yang berbeda datang untuk merayakan Idul Fitri bersama-sama. Di beberapa kota shalat dilakukan beberapa kali untuk mengakomodasi jamaah yang ada. Secara umum mereka mengunjungi setiap rumah Muslim atau komunitas.

Inggris

Meskipun Idul Fitri tidak menjadi hari libur nasional di Inggris, Muslim di sana diwajibkan untuk mengikuti shalat Idul Fitri pada pagi hari. Di wilayah yang mayoritas berpenduduk Muslim , sekolah dan bisnis lokal sering memberikan keringanan bagi Muslim untuk merayakan hari ini dengan memberi mereka libur.

Setelah shalat, biasanya umat Muslim mengunjungi pemakaman lalu pulang ke rumah. Mereka akan memberikan selamat pada keluarga, mengunjungi keluarga terdekat dan tetangga Muslim. mereka juga sering memasak masakan tradisional daerah masing-masing.

Asia Tenggara

Idul Fitri menjadi hari terbesar di Indonesia dan Brunei Darussalam. Sedangkan di Malaysia dan Singapura Idul Fitri menjadi salah satu hari besar yang dirayakan masyarakat setempat.

Mudik menjadi tradisi di Indonesia. Mudik dilakukan oleh mayoritas masyarakat yang tinggal di Jakarta dan Surabaya. Biasanya pemudik kembali ke daerah mereka di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Hal itu mereka lakukan hanya untuk berkumpul bersama keluarga di hari besar tersebut. Pemerintah menyediakan jasa transportasi dan mempersiapkan infrastruktur sebelum tradisi mudik ini dilaksanakan. Tradisi mudik ini menyebabkan kemacetan luar biasa di beberapa tempat.

Myanmar

Idul Fitri hanya dilaksanakan satu hari oleh umat Muslim di Burma. Selama Ramadhan kota kecil dengan komunitas Muslim mengorganisir acara yang disebut ‘Jago’ yang artinya ‘bangun’. Jago berkeliling menyanyikan lagu popular dari film Hindi yang diubah menjadi lirik berbahasa Burma dan berisi tentang puasa.

Meskipun Idul Fitri bukan hari libur nasional di Burma, kebanyakan pegawai di sana sangat mengerti arti Idul Fitri bagi umat Muslim. Para pemilik perusahaan memberi keringanan bagi masyarakat Muslim untuk merayakan Idul Fitri. Beberapa di antara mereka bahkan mengunjungi pegawai mereka yang Muslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement