REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Lebih dari 100 orang tewas sejak Jumat (9/8) di wilayah yang dilanda kerusuhan di Sudan, Darfur, dalam bentrokan antara dua suku gara-gara masalah lahan. Demikian kata beberapa sumber suku pada Ahad (11/8).
Beberapa sumber suku mengatakan ribuan anggota Suku Rezeigat menyerang pesaing mereka dari Suku Maaliya dalam upaya merebut wilayah.
"Bentrokan terjadi pada Sabtu dan Jumat sehingga menewaskan 41 orang dari pihak kami dan melukai 90 orang," kata Aydam Abu Bakr, pemimpin Suku Rezeigat, melalui telepon kepada Reuters. Abu Bakr menyatakan 70 orang dari pihak Suku Maaliya juga tewas.
Suku Arab, yang banyak di antara mereka dipersenjatai oleh pemerintah di Khartoum guna mengakhiri pemberontakan oleh pemberontak yang kebanyakan bukan orang Arab di Darfur, telah saling mengarahkan senjata mereka kepada suku di daerah itu.
Bentrokan di antara mereka bergolak karena mereka memperebutkan sumber daya alam.
Hukum dan kedamaian telah ambruk di seluruh wilayah gersang tersebut sejak pemberontak mengangkat senjata guna melawan pemerintah di Khartoum pada 2003. Mereka menuduh pemerintah mengabaikan Darfur.
Lebih dari 500 orang tewas dalam bentrokan antara dua suku Arab yang berperang untuk memperebutkan kekuasaan atas satu tambang emas di Darfur Utara pada Januari dan Februari.