Selasa 13 Aug 2013 17:04 WIB

Muslim Nigeria Dibantai Saat Shalat Shubuh

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fernan Rahadi
Pembantaian di Nigeria (ilustrasi)
Foto: pmnewsnigeria.com
Pembantaian di Nigeria (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Lantai masjid di Kota Konduga, Negara Bagian Borno, di Negeria banjir darah. Puluhan jemaahnya ''dipaksa'' membatalkan shalat shubuh berjamaah. Sebagian pasrah dalam perlindungan. Tapi sebagaian lainnya mati.

Tidak kurang dari 44 nyawa tergeletak begitu saja. Gerombolan bersenjata melintas di Kota Konduga saat Muslim Nigeria khusuk berjamaah. Tanpa aba-aba, gerombolan ''gila'' itu memuntahkan peluru ke arah jemaah. Kejadian ini terjadi saat Ahad (11/8).

BBC News melansir kabar tersebut saat Selasa (13/8). Saluran informasi yang tertutup di negeri itu, membuat kabar tersebut hampir terlupakan. Nigeria Daily Post memberitakan kejadian itu saat Senin (12/8) waktu setempat. Dikatakan jumlah korban bisa jadi lebih. Sebab 26 jemaah lainnya masih kritis menantang maut. Semuanya dirawat intensif di unit gawat darurat di kota setempat.

''Saya diberitahu korban sudah lebih dari yang diberitakan. Aku akan pergi untuk melihat sendiri di rumah sakit,'' kata politisi lokal bernama Hon, seperti dilansir Global Post, Selasa (13/8).

Wartawan lokal, Ali Bukar Dalori di Kota Maiduguri mengabarkan, kejadian itu tidak tersebar luas. Itu terbukti dengan tidak sampainya informasi ke tingkat pejabat. Gubernur Borno dikabarkan baru akan bertandang ke rumah sakit saat Selasa (13/8) atau Rabu (14/8) waktu setempat.

Kebengisan kali ini adalah terparah menerpa Umat Islam di Afrika Barat. Nigeria selama ini memang tidak pernah tentram. Dua kubu masih saling serang. Kubu pertama adalah militer dan pemerintah. Di kubu lainnya adalah kelompok bersenjata Boko Haram.

Mei lalu, Presiden Jonathan Goodluck menyatakan perang terhadap kelompok Islam garis keras di wilayah utara negara tersebut. Boko Haram adalah sempalan jaringan Alqaidah di wilayah Benua Afrika. Abu Bakar Sheku adalah pimpinan kelompok ini. Pemerintah mengganjar hadiah tujuh juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk kepala Sheku. Sheku disebut dalang dari semua serangan mematikan.

Sejak 2009, tidak kurang dari 3.600 nyawa melayang,  termasuk personil polisi dan militer, dalam serangan Boko Haram. ABC News melansir, kelompok Boko Haram kerap mengirimkan video ulasan tentang kejadian. Video tersebut adalah bentuk pertanggung jawaban setiap aksi. Sheku menampilkan diri terakhir kali usai ''membantai'' barak militer di Kota Bama baru-baru ini.

Namun hingga sekarang tidak satu pun kelompok bertanggung jawab atas insiden 44 nyawa jemaah shalat shubuh di Kota Konduga. Namun ABC News melansir keterangan saksi, pelaku kekejian di Kota Konduga menggunakan seragam berkamuflasi corak militer.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement