Jumat 16 Aug 2013 16:59 WIB

Hatta: Subsidi Energi 2014 di Bawah Rp 200 Triliun

BBM Bersubsidi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
BBM Bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan anggaran subsidi energi pada Rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2014 di bawah Rp 200 triliun. "Kami ingin lebih proporsional dimana energi dan subsidi energi dikurangi dan dialihkan kepada belanja-belanja produktif," kata Hatta usai Pidato Kenegaraan Presiden di Gedung DPR, Jumat (16/8).

Namun, Hatta mengakui meski nilai anggarannya lebih rendah dari 2013, yakni Rp274,74 triliun, porsi untuk subsidi energi tersebut tetap terbesar pada RAPBN 2014. "Tapi, kita terbantu dengan adanya ruang fiskal dari kenaikan BBM sebesar 0,7 persen, yakni sebesar 18 triliun. Jadi, fiscal space itu adalah hikmah dari pengurangan subsidi BBM yang dapat kita gunakan untuk ekspansi yang mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.

Anggaran ruang fiskal tersebut, dia mengatakan, akan dialokasikan ke pembangunan infrastruktur dan belanja kementerian dan lembaga. Hatta menilai postur RAPBN 2014 juga akan menjadi semakin baik dibanding sebelumnya dengan penyediaan ruang fiskal (fiscal space) yang lebih luas. "Postur RAPBN 2014 ini dengan ruang fiskal yang lebih luas tentunya akan semakin sehat dibandingkan dengan tahun 2013, terutama pada bagian spending (belanja)," paparnya.

Dalam pidato kenegaraan di DPR, Jumat (16/8), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa bersyukur penyesuaian beban subsidi BBM dapat dialokasikan ke program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak. "Kita dapat mengurangi beban subsidi BBM pada APBN yang berlebihan," katanya.

SBY menyebutkan, anggaran tersebut telah dialokasikan ke program perlindungan sosial, pembangunan infrastruktur dasar, penyediaan sarana transportasi umum serta program jaminan sosial. Sementara itu, SBY juga mengatakan akan terus mendorong penguatan pasar domestik dan daya beli masyarakat melalui keep buying strategy untuk mempertahankan dan meningkatkan keterjangkauan konsumsi baik dari sisi harga maupun pendapatan masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement