Ahad 18 Aug 2013 00:37 WIB

Mesir Akan Bubarkan Ikhwanul Muslimin

Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.
Foto: EPA/Khaled Elfiqi
Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri Mesir Hazem el-Beblawi menyatakan akan membubarkan secara resmi Ikhwanul Muslimin. Ia menyatakan, usulan tersebut sedang sedang dipelajari oleh pemerintah.

Juru bicara pemerintah Mesir, Sherif Shwaky, Sabtu, mengatakan, Beblawi telah membuat proposal kepada menteri urusan sosial --kementerian yang bertanggung jawab untuk perizinan organisasi non-pemerintah.

"Hal ini sedang dipelajari saat ini," kata dia.

Pihak berwenang Mesir sebelumnya menyatakan telah menangkap 1.004 anggota Ikhwanul Muslimin selama protes nasional pada Jumat.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan para anggota Ikhwanul telah melakukan tindakan-tindakan terorisme selama demonstrasi.

Ratusan orang tewas dan ribuan orang cedera, Rabu (14/8), ketika polisi menyerbu dua kamp protes para pendukung Mursi di Kairo yang didirikan untuk mengutuk penggulingan yang dilakukan militer terhadap presiden pertama yang dipilih secara demookratis pada 3 Juli dan menuntut pemulihan kekuasaannya.

Kementerian Kesehatan menyebut jumlah korban tewas 578 orang. Ikhwanul Muslimin mengatakan jumlah korban jiwa jauh lebih banyak dari itu.

Ikhwanul Muslimin menyerukan unjuk rasa di seluruh negara itu bagi jutaan orang untuk melampiaskan kemarahan atas tindakan keras dan kejam pasukan keamanan terhadap kelompok Islam itu.

Setelah para pemrotes membakar satu kantor pemerintah di Kairo, Kamis, pihak berwenang mengatakan pasukan keamanan akan menembak siapapun yang menyerang polisi atau institusi-institusi publik.

Pertumpahan darah pada Rabu itu adalah pembunuhan massal ketiga terhadap para pendukung Mursi sejak ia digulingkan oleh militer. Serangan itu menyebabkan Ikhwanul Muslimin berantakan, tetapi organisasi tersebut mengatakan tidak akan mundur dalam pertikaian dengan Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah As-Sisi.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement