REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Satu lagi wartawan ditembak oleh pasukan keamanan Mesir, Senin (19/8) waktu setempat. Ia adalah Kepala biro kantor surat kabar provinsi milik pemerintah Al-Ahram, Tamer Abdel Raouf.
Senin malam, ia bersama rekannya dari kantor surat kabar lain keluar malam dengan menggunakan mobil di daerah Buhayra, Mesir. Pihak militer, dalam pernyataan yang diunggah di Facebook menyatakan mobil yang dikendarai Tamer dan rekannya hendak melarikan diri dari pengecekan kendaraan.
Pasalnya, pemerintah memberlakukan jam malam sejak kejadian pekan lalu hingga akhir bulan depan. Sementara, wartawan terbebas dari jam malam.
Petugas keamanan kemudian menembaki mobil mereka hingga Tamer tewas dan rekannya wartawan dari surat kabar negara bagian lain Al Gomhuriya, terluka. Tentara mengatakan mobil yang dikendarai Tamer mencurigakan karena berkecepatan tinggi.
Selain itu, mobil Tamer dikleim tak mau berhenti padahal petugas keamanan telah melakukan peringatan tembakan ke udara. "Tidak ada tembakan berlebihan pada mobil tersebut," begitu kelit pihak militer dalam pernyataannya.
Mereka juga menyerukan setiap orang agar mematuhi jam malam untuk memfasilitasi petugas keamanan. Saat ini, korban tewas sejak tragedi Mesir pekan lalu ditengarai sekitar 900 orang, termasuk lebih dari 100 orang tentara dan polisi.