Selasa 27 Aug 2013 14:50 WIB

Kabut Asap Riau Berpotensi Cemari Malaysia

Kabut Asap/ilustrasi
Foto: antara
Kabut Asap/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprakirakan kabut asap kebakaran lahan di Riau berpotensi mencemari udara di sekitar Malaysia mengingat angin yang bertiup ke arah negara itu.

"Menurut analisis kami, angin di Riau bertiup dari tenggara sampai barat daya dengan kecematan maksimum 30 kilometer per jam. Mengarahnya tepat ke seberang Selat Malaka," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru Warih Budi Lestari di Pekanbaru, Selasa (27/8).

Ia mengatakan bahwa peluang penyebaran kabut asap yang merupakan dampak dari peristiwa kebakaran hutan atau lahan di Riau sampai ke Malaysia tetap ada. Namun, itu tergantung arah angin dan kecepatannya. Jika konsisten, kata Warih, tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi sama seperti sebelumnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meriliskan, saat ini, terdapat lebih 200 titik panas di Riau hingga menyebabkan ruang udara di sejumlah wilayah di provinsi ini tercemar kabut asap tebal. Akibat kabut asap tersebut, bahkan telah terjadi penurunan kualitas udara di sejumlah wilayah di Riau, bahkan hingga ke sejumlah wilayah di Malaysia.

Menurut data BNPB, kondisi kualitas udara di sejumlah kawasan di Malaysia berada pada posisi sedang atau sekitar 50--65 polutan standard indeks (PSI). Kondisi sedang tersebut mengartikan bahwa kualitas udara mulai tidak sehat namun masih layak untuk dihirup oleh manusia karena belum begitu menganggu kesehatan.

Sementara itu, mesin Indeks Standar Polutan Udara (ISPU) milik Pemerintah Kota Pekanbaru yang berada di Jalan Sudirman juga masih dalam kategori sedang. Kondisi tersebut bertentangan dengan pantauan lapangan. Kabut asap tebal mengakibatkan jarak pandang sempat berada di bawah 500 meter pada pagi hari. Kabut asap juga menyebabkan udara di sana menjadi bau dan perih di mata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement