REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengakui tidak mudah untuk menyelesaikan konflik internal keluarga Keraton Solo. Bahkan ketika masih menjabat sebagai Walikota Solo, Jokowi mengaku sempat melakukan mediasi, namun konflik serupa kembali muncul.
Sulitnya merukunkan keluarga tersebut karena cukup banyak keluarga yang terlibat. Sebelumnya Jokowi mengaku telah memediasi antara Sinuhun Tedjowulan dengan Sinuhun Hangabehi. Mediasi itupun berjalan lancar dalam waktu hitungan menit dan dianggap konflik Keraton Solo 100 persen sudah rampung. "Kita kan sudah memediasi dulu antara Sinuhun Tedjowulan dengan Sinuhun Hangebehi agar bisa rukun. Saya kira surah rukun, tetapi ternyata di keluarga besarnya kan belum rukun semua," kata Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, seperti dilansir situs beritajakarta.
Dirinya pun terkejut karena setelah berlangsung lebih dari satu tahun mediasi yang dilakukan ternyata kembali muncul konflik antar kedua kubu. Seharusnya, kata Jokowi, kalau yang atas sudah rukun semestinya yang dibawahnya juga bisa mengikuti. "Tapi ternyata tidak mudah merukunkan. Kalau sinuhun-sinuhun ini rukun ternyata pemuda pemuda dibawahnya tidak," ujarnya.
Jokowi mengharapkan ketika itu semua keluarga besar, kerabat juga sudah rukun namun ternyata keluarga yang berusia lebih muda masih berseteru sehingga konflik kembali meletus menjelang pengukuhan Tedjowulan sebagai Maha Menteri. Ketika ditanya tentang akan memediasi lagi atau tidak, Jokowi enggan menjawab karena tidak ada yang minta. "Siapa yang minta, misal siapa? Saya sudah di Jakarta gini," tandasnya.