Sabtu 31 Aug 2013 05:20 WIB

Hubungan Tegang, Ini yang Dilakukan Putin dan Obama

Red: Endah Hapsari
Presiden Barack Obama bertemu dengan Presiden Rusia  Vladimir Putin/ilustrasi
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Barack Obama bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW---Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Barack Obama di sela pertemuan KTT G20 pekan depan, tetapi keduanya mungkin akan berjabat tangan, kata pejabat Kremlin.

Dengan ketegangan antara AS-Rusia yang memuncak setelah krisis Suriah dan keputusan Moskow untuk memberikan suaka kepada pembocor data intelijen AS Edward Snowden, Penasihat Putin urusan luar negeri, Yury Ushakov, mengatakan bahwa Obama akan mendapat perlakuan sama dari Putin seperti halnya para kepala negara yang hadir di pertemuan itu.

"Putin akan menyapa Obama seperti halnya pemimpin negara lain dan menjabat tangannya," kata Ushakov kepada wartawan menjelang pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Saint Petersburg, Rusia.

Pertemuan tersebut akan menarik di tengah upaya Obama yang menyatakan rencana untuk melakukan aksi militer terhadap sekutu Rusia, Suriah, yang diduga menggunakan senjata kimia yang menewaskan ratusan orang. Serangan AS ke Suriah yang kemungkinan akan dilakukan beberapa hari menjelang pertemuan G20, tatap muka Putin dan Obama di Saint Petersburg tampaknya akan menghasilkan situasi yang canggung.

Dalam paparan singkat itu, Ushakov menyebutkan daftar panjang pemimpin yang akan ditemui Putin dan sejumlah pertemuan singkat di sela acara tersebut. Tetapi Obama tidak termasuk dalam daftar tersebut. "Tidak ada jadwal pertemuan dengan Obama," katanya, tanpa menampik kemungkinan bahwa keduanya bisa saja berbicara satu sama lain. Krisis Suriah yang menjadi sorotan dunia diperkirakan dapat menjadi isu yang digunakan untuk membajak agenda G20 oleh sebagian besar kalangan.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا جَاۤءَهُمْ اَمْرٌ مِّنَ الْاَمْنِ اَوِ الْخَوْفِ اَذَاعُوْا بِهٖ ۗ وَلَوْ رَدُّوْهُ اِلَى الرَّسُوْلِ وَاِلٰٓى اُولِى الْاَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِيْنَ يَسْتَنْۢبِطُوْنَهٗ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطٰنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).

(QS. An-Nisa' ayat 83)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement