REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW---Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Barack Obama di sela pertemuan KTT G20 pekan depan, tetapi keduanya mungkin akan berjabat tangan, kata pejabat Kremlin.
Dengan ketegangan antara AS-Rusia yang memuncak setelah krisis Suriah dan keputusan Moskow untuk memberikan suaka kepada pembocor data intelijen AS Edward Snowden, Penasihat Putin urusan luar negeri, Yury Ushakov, mengatakan bahwa Obama akan mendapat perlakuan sama dari Putin seperti halnya para kepala negara yang hadir di pertemuan itu.
"Putin akan menyapa Obama seperti halnya pemimpin negara lain dan menjabat tangannya," kata Ushakov kepada wartawan menjelang pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Saint Petersburg, Rusia.
Pertemuan tersebut akan menarik di tengah upaya Obama yang menyatakan rencana untuk melakukan aksi militer terhadap sekutu Rusia, Suriah, yang diduga menggunakan senjata kimia yang menewaskan ratusan orang. Serangan AS ke Suriah yang kemungkinan akan dilakukan beberapa hari menjelang pertemuan G20, tatap muka Putin dan Obama di Saint Petersburg tampaknya akan menghasilkan situasi yang canggung.
Dalam paparan singkat itu, Ushakov menyebutkan daftar panjang pemimpin yang akan ditemui Putin dan sejumlah pertemuan singkat di sela acara tersebut. Tetapi Obama tidak termasuk dalam daftar tersebut. "Tidak ada jadwal pertemuan dengan Obama," katanya, tanpa menampik kemungkinan bahwa keduanya bisa saja berbicara satu sama lain. Krisis Suriah yang menjadi sorotan dunia diperkirakan dapat menjadi isu yang digunakan untuk membajak agenda G20 oleh sebagian besar kalangan.