Senin 02 Sep 2013 15:13 WIB

KPK Belum Perlu Sentuh Sengman dan Bunda Putri

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Dewi Mardiani
Bambang Widjojanto
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Bambang Widjojanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam persidangan kasus pengaturan kuota impor daging sapi di Pengadilan Tipikor Jakarta beberapa waktu lalu, terungkap adanya nama-nama panggilan seperti Pak Lurah, Sengman, dan Bunda Putri. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menganggap hal ini membuktikan adanya campur tangan orang-orang yang memiliki pengaruh dalam kasus ini.

"Dugaan saya penuntut KPK ingin buktikan bahwa pengaturan-pengaturan itu atas campur tangan orang lain yang punya pengaruh," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto yang ditemui usai acara di Jakarta, Senin (2/9).

Bambang mengaku tidak mendengar proses persidangan saat anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim, menjadi saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah itu. Ia akan terlebih dahulu melakukan konfirmasi mengenai nama-nama yang disebut dalam sidang itu seperti Bunda Putri dan Sengman.

Ia menyayangkan seharusnya dalam penyebutan nama-nama itu sudah dilakukan dalam pemeriksaan di penyidikan, bukan dalam persidangan di pengadilan. Pihaknya pasti akan mengklarifikasi sejauh mana pengungkapan nama-nama ini berguna untuk mengungkap kasus-kasus selanjutnya.

"Ini bisa berkembang, bisa enggak. Tetapi saksi jangan main-main, ketika anda diperiksa sebagai saksi, kemukakan semuanya. Kalau enggak, bisa disebut bluffing," jelasnya. "Apa peran dia dalam pembuktian? Kalau perannya enggak ada atau terbatas sekali, untuk apa dipanggil? Kan kita lagi periksa membuktikan penyuapan. Pertanyaan saya apakah orang itu berkaitan dengan penyuapan," tanyanya lagi.

Mengenai Bunda Putri, ia juga mengatakan tidak mengetahuinya. Untuk sidang memang menarik, namun menurutnya, KPK tetap konsentrasi dalam dakwaan para terdakwa yang sedang diproses pengadilan yaitu Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Apakah Bunda Putri dan Sengman bisa dijerat KPK, tokoh yang kerap disapa BW ini enggan menjawabnya. "Fokus kita disuap menyuap itu terbukti, yang lain itu nanti kita lihat proses perkembangannya," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement