REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengajak warga Nahdlatul Ulama (NU) di Tanah Air untuk menyalurkan aspirasi politiknya lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Selama beberapa tahun ini, warga NU memang kebingungan mencari induk politik. Sekarang PKB bisa menjadi tempat kembali menyalurkan aspirasi politik warga NU karena kita di PKB sudah siap menegakan kembali visi Indonesia yang pluralisme," kata Mahfud ditemui di sela-sela menghadiri Halal Bihalal dan Halaqoh Alim Ulama Majelis Silaturahmi Ulama Rakyat, di Kudus, Senin (2/9).
Turut hadir pada acara tersebut, yakni mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Ketua DPW PKB Jateng Muhammad Yusuf Chudlori, dan Ketua PWNU Jateng Abu Hafsin.
Mahfud mengatakan visi Indonesia yang pluralisme menjadi tonggak perjuangan PKB saat ini, meskipun di tempat lain juga ada pandangan serupa. Namun, ia menegaskan PKB mempunyai naskah yang lebih otentik karena penggagasnya almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang secara langsung pernah memperjuangkannya di kehidupan politik.
Terkait dengan penolakannya ikut konvensi calon presiden yang diadakan Partai Demokrat dan memilih PKB, kata Mahfud, hasil konsultasinya dengan tokoh-tokoh di Nahdlatul Ulama dan kyai, tokoh perguruan tinggi serta tokoh lembaga swadaya masyarakat memang menyarankan dirinya memilih PKB.
Alasannya, karena kimia politik dirinya dengan PKB lebih cocok dan sudah bersenyawa, karena sebelumnya pernah memimpin di partai tersebut cukup lama.