Selasa 10 Sep 2013 17:00 WIB

Penguatan Kurs Rupiah Berlanjut Hingga Sore

Nilai Tukar Rupiah (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Nilai Tukar Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 11.361 per dolar AS pada Selasa (10/9) sore menyusul belum adanya kesepakatan bank sentral AS (the Fed) untuk mengurangi stimulus keuangannya. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat sebesar 219 poin menjadi Rp 11.361 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.580 per dolar AS.

"Dolar AS kembali melemah terhadap mayoritas mata uang dunia di tengah berlanjutnya perdebatan the Fed mengenai penerapan tapering program stimulusnya, menyusul data pekerjaan AS yang dinilai tidak sesuai ekspektasi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Ia menambahkan data ekspor Cina yang tumbuh melampaui ekspektasi menambah optimisme pelaku pasar keuangan terhadap ekonomi di kawasan Asia akan kembali pulih dan berdampak pada penguatan nilai tukar. "Munculnya harapan akan stabilnya kondisi perekonomian Cina dan berkurangnya kecemasan atas serangan militer AS ke Suriah telah memberikan sentimen positif," katanya.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan penguatan rupiah terhadap dolar AS juga tidak lepas dari intervensi Bank Indonesia di pasar uang domestik. "Adanya kenaikan tipis cadangan devisa dan penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) juga cukup membantu penguatan rupiah," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, penguatan rupiah juga cukup terbantukan dari inflasi Cina yang cukup stabil sehingga berimbas positif pada laju mayoritas mata uang regional. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.180 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.188 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement