Rabu 11 Sep 2013 14:35 WIB

PDIP Paling Melekat di Benak Warga

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
 Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri  menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Jakarta, Ahad (8/9).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Jakarta, Ahad (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Riset Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, berdasarkan riset yang dilakukannya, partai yang paling melekat di benak warga adalah PDIP.

Partai berlambang kepala Banteng dengan moncong putihnya itu meraih 30,9 persen, disusul Golkar (22,4 persen), dan Demokrat (19,1 persen).

Survei itu dilakukan kepada 1.532 responden berusia 20-54 tahun dengan margin error 2,5 persen yang dilaksanakan pada 15 Juli-23 Agustus 2013 di wilayah Jabodetabek, Medan, Surabaya, Makassar, Bandung, dan Semarang.

PDIP, ujar Hasanuddin, paling melekat di benak warga kelompok usia terutama pemilih kelas menengah urban berusia 20-24 tahun dan 50-54 tahun.

"Ini menunjukkan popularitas PDIP mulai mendapat tempat di benak pemilih muda dengan kata lain regenerasi PDIP sudah mulai diterima pemilih muda," ujarnya di Jakarta, Rabu, (11/9).

Berdasarkan popularitas, kata Hasanuddin, seperti survei lainnya, Golkar menduduki posisi teratas (97,8 persen), Demokrat (96 persen), PDIP (95, 2 persen).

Partai nasionalis masih menempati posisi teratas di benak pemilih kelas menengah urban. Saat ini, ujar  Hasanuddin, popularitas dan elektabilitas partai-partai berbasis Islam semakin kecil. Partai Islam kurang populer.

PDIP, kata  Hasanuddin, diterima di semua kelompok umur. Regenerasi PDIP memunculkan tokoh muda yang  diminati anak muda seperti Jokowi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement