REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Mesir, Rabu, menutup tempat penyeberangan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza, setelah dua serangan bom mobil di dekat tempat itu terhadap personel keamanan.
"Kami diberitahu pos penyeberangan perbatasan Rafah ditutup akibat situasi keamanan di Sinai," kata seorang petugas di wilayah Jalur Gaza di tempat penyeberangan itu.
Kementerian Kesehatan Mesir menyatakan sedikitnya enam orang tewas dalam dua pemboman di Kota Rafah, Sinai Utara, Mesir.
Sejak militer Mesir menggulingkan presiden Mohammed Moursi pada 3 Juli, tempat penyeberangan Rafah telah beroperasi dengan kurang separuh dari kapasitasnya. Penutupan yang sering dilakukan telah mempengaruhi orang yang ingin melakukan perjalanan ke luar Jalur Gaza untuk alasan kemanusiaan dan pendidikan.
Sebelumnya, Maher Abu Sabha, Kepala Urusan Penyeberangan HAMAS, mengecam "sangat lambannya gerakan" di penyeberangan Rafah, dan menyeru Mesir agar mencabut "pembatasan parah" terhadap orang Palestina yang melakukan perjalanan, demikian laporan Xinhua, Rabu malam.
HAMAS telah mengambil-alih Jalur Gaza melalui kekuatan pada 2007, setelah mengusir tentara yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas --yang kekuasaannya sekarang terbatas di Tepi Barat Sungai Jordan.
Sebelum 2007, tempat penyeberangan Rafah dibuka secara permanen berdasarkan protokol internasional, yang menetapkan kehadiran pengawal presiden Palestina dan pemantau Uni Eropa.
HAMAS menolak untuk mengaktifkan kembali protokol tersebut, dan menegaskan tempat penyeberangan itu mesti kelola oleh orang Palestina dan Mesir saja.