REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto memastikan proyek pembangunan Waduk Karian di Provinsi Banten akan dimulai tahun ini. Menurut Djoko, proses tender kontraktor telah selesai dan tinggal menunggu persetujuan serta penetapan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA). "Tetap tahun ini," ujar Djoko kepada ROL saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (12/9).
Pembangunan Waduk Karian diperkirakan menelan dana sekitar Rp 1,7 triliun. Sebagian besar pendanaan berasal dari KOICA yakni sebesar 100 juta dolar AS. Waduk akan dibangun di tiga kabupaten dan kota di Banten. Selain itu, waduk juga akan didukung oleh Bendung Karian yang berlokasi di Kabupaten Lebak. Sebelumnya telah ditetapkan pemenang tender untuk konsultan pembangunan proyek Korea Rural Community Corporation (KRC).
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak menambahkan pembangunan Waduk Karian bertujuan untuk menyediakan air baku bagi Banten dan sekitarnya. Diperkirakan pasokan air baku bagi wilayah perkotaan dan industri di Tangerang, Banten sebesar 9,1 meterkubik per detik.
Disamping juga ada tambahan air baku bagi wilayah perkotaan dan industri di Serang dan Cilegon. Kapasitas waduk secara keseluruhan 219 juta meterkubik dengan debit air 14,6 meterkubik per detik. "Selain untuk air baku, juga untuk pengendalian banjir. Intinya pada musim hujan nanti ditahan, musim kemarau dikeluarkan," kata Hermanto.
Senada dengan Djoko, Hermanto mengharapkan proyek pembangunan Waduk Karian dapat dimulai tahun ini. "Sejauh ini sudah on track," ujarnya.
Terkait antisipasi kekeringan akhir-akhir ini, Hermanto mengatakan institusinya terus melakukan monotoring di Jabodetabek untuk melihat curah hujan. "Kita lihat, apakah ada implikasi genangan atau di sisi lain kekeringan. Tentunya ini disiapkan oleh kita untuk antisipasi," kata Hermanto.
Namun, Hermanto memastikan kekeringan tahun ini tidak akan separah tahun lalu. Terbukti dari air waduk di sejumlah wilayah yang masih penuh.