REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Tim SOS Syria Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan membantu membangun pabrik roti (khabuz) di Aleppo, Suriah. Pembangunan pabrik roti ini karena kondisi pengungsi di Aleppo kekurangan makanan.
Menurut Ketua Tim SOS Syria ACT Doddy Cleveland HP, sejumlah pabrik roti hancur karena terkena serangan bom pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad. Demikian pula dengan rumah sakit yang menjadi sasaran perang sipil tersebut.
ACT, kata Doddy, mencoba mendistribusikan bahan pokok ke masyarakat dan pengungsi di sekitar wilayah Aleppo. Mereka telah membagikan khabuz sebanyak 1.655 paket untuk 1.655 keluarga. Paket tersebut dibagikan tiga kali dalam sepekan dan sudah bekerja sama untuk satu bulan pembagian.
Paket bantuan berisi bahan pangan pokok, seperti gandum, beras, zaitun, gula, dan makanan kaleng itu dibagikan ke 12 pos. ACT juga sedang menyiapkan seribu paket untuk anak balita berupa susu dan vitamin.
Sedangkan untuk di Kota Manbej, di dekat Aleppo, ACT sudah mengirimkan 300 paket pangan setiap hari untuk pengungsi. Di Kota Manbej terdapat 400 ribu pengungsi. "Kita Sudah membuat posko kemanusiaan ACT Food for Syria di Kota Manbej dan Aleppo," kata Doddy dalam perbincangan dengan Republika, Kamis (12/9).
Rencananya, kata Doddy, ACT juga akan membangun kamp pengungsi di Kilis, perbatasan Suriah-Turki. "Fokus kita ke aksi kemanusiaan, kita berupaya membantu makanan dan kesehatan pengungsi," kata alumnus Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung ini.
Di sisi kesehatan, ACT akan mengecek rumah sakit di beberapa titik di Aleppo apakah dibutuhkan tenaga medis. "Jika dibutuhkan, kita berupaya mengirim relawan dokter," katanya. ACT juga akan membantu pengungsi melalui program Milk for Syrian Kids.
Sudah satu pekan Doddy berada di Suriah. Dia masuk ke daerah Aleppo lewat pintu imigrasi Karkamis, Turki. Masuk ke Suriah melalui Gaziantep. Saat ini wilayah Aleppo 60 persennya dikuasai pasukan oposisi anti-Assad.
Fasilitas publik seperti sekolahan menjadi tempat pengungsian. Aksi baku tembak terjadi siang dan malam. "Tapi kalau malam lebih ramai," katanya.
Karena kondisi belum memungkinkan, ACT belum bergerak ke Ibu Kota Damaskus. Daerah sekitar Damaskus mengalami kerusakan parah. "Jalurnya sulit, tapi masih tetap kita upayakan."