REPUBLIKA.CO.ID, Warga Jakarta mana yang tidak mengenal Majelis Rasulullah SAW? Jaket dan bendera berlogo yang dibawa para anggotanya sambil berkonvoi dengan mengendarai motor ke majlis zikirnya adalah pemandangan yang hampir rutin dilihat warga Jakarta.
Majelis zikir ini didirikan dan dipimpin oleh Habib Mundzir al-Musawwa. Ini berawal setelah ia menyelesaikan studinya dari S Darulmustafa pimpinan Al Allamah al-Habib Umar bin Hafidz di Tarim, Hadramaut, Yaman. Ia kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada 1998, mengajak orang bertobat dan mencintai Rasulullah.
Dengan kecintaan terhadap Rasulullah, ia meyakini umat akan mencintai sunahnya dan menjadikan Rasulullah sebagai idola. Ia mulai berdakwah siang dan malam dari rumah ke rumah di Jakarta. Setelah berjalan sekitar enam bulan, ia mulai membuka majelis setiap malam Selasa mengikuti jejak gurunya.
Dia juga memimpin Ma’had Assa’adah, yang diwakafkan oleh Al-Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung. Setelah setahun, ia memutuskan tak lagi memimpin ma’had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta. Mulailah timbul permintaan agar majelisnya ini diberi nama.
Habib Mundzir al-Musawwa dengan polos mengatakan, Majelis Rasulullah?, karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasulullah SAW dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah SAW.