REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama memuji surat Presiden Iran, Hassan Rouhani yang ingin menjalin diplomasi dengan negaranya untuk kali pertama sejak revolusi pecah di Teheran 1979 silam.
Dalam wawancara resmi di stasiun berita ABC News, Obama membenarkan rencana pertemuan itu. Surat Rouhani kepadanya dipuji dia sebagai langkah maju keluar dari kecurigaan. Tapi Obama mengatakan, pertemuan itu belum tentu menghasilkan perubahan.
"Dia (Raouhani) mengulurkan tangan kepada saya. Tapi kami (berdua) belum berbicara langsung," kata Obama, Ahad (15/9).
Obama menjelaskan, cara-cara diplomatis terbuka lebar bagi negara mana pun untuk kembali bersahabat dengan AS. Obama mencontohkan, kesepakatan AS dan Rusia terkait Suriah adalah contoh konkrit dari ucapannya.
Ia menyinggung persoalan senjata kimia milik rezim di Damaskus dapat terselesaikan di ruang diplomatik, dengan menyingkirkan rencana peperangan. "Mereka (Iran), harus ambil pelajaran (dari soal Suriah). Bahwa ada potensi menyelesaikan semua persoalan dengan cara-cara perdamaian," tuturnya.