REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan sapi perah unggul bersertifikat Standar Nasional Indonesia(SNI) untuk para peternak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peluncuran tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Syukur Iwantoro di Rearing Farm Manggala, Cipendok, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Kamis (19/9).
Rearing Farm Manggala merupakan ladang untuk memperbesarkan sapi perah unggulan yang dikelola Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah, Baturraden, Banyumas. Terkait peluncuran sapi perah unggul tersebut, Syukur mengatakan bahwa 18 ekor sapi perah yang didistribusikan kepada para peternak di tiga provinsi tersebut merupakan anakan dari sapi jenis "proven bull" dengan sapi betina impor dari Australia.
"Para ahli telah melakukan riset dengan uji zuriat sejak tujuh tahun lalu dan pada tahun 2011 berhasil menciptakan sapi 'proven bull' sebanyak dua ekor. Pada tahun 2012 kembali diciptakan dua ekor lagi, sehingga ada empat pejantan 'proven bull' yang telah beradaptasi dengan iklim tropis," tuturnya.
Menurut dia, empat pejantan tersebut dikawinkan dengan bibit unggul yang diimpor dari Australia sebanyak 400 ekor pada tahun 2012. Lebih lanjut, Syukur mengatakan bahwa 18 sapi yang didistribusikan tersebut dalam kondisi bunting dan akan diserahkan kepada para peternak yang telah diseleksi. "Satu ekornya harganya hanya Rp17,5 juta. Ini merupakan sapi perah unggul yang telah bersertifikat SNI dan sertifikasi yang pertama kali dilakukan oleh lembaga profesional," ujarnya.
Menurut dia, 18 ekor sapi perah yang didistribusikan itu merupakan bagian dari 225 ekor sapi yang dihasilkan dari perkawinan empat ekor pejantan proven bull dengan sapi impor asal Australia. "Ke depan, kami akan distribusikan sapi perah unggul itu ke seluruh wilayah," katanya.
Ia mengatakan bahwa sapi perah tersebut memiliki keunggulan berupa susu yang dihasilkan bisa mencapai 20-25 liter per hari. Padahal, kata dia, rata-rata sapi perah di Indonesia hanya menghasilkan 10-12 liter per hari. "Di luar negeri, hasil susu bisa mencapai 35 liter per hari. Bahkan, ada yang bisa memproduksi susu hingga 42 liter per hari. Ini yang akan terus kami kembangkan ke depan," ungkapnya.