Kamis 19 Sep 2013 15:37 WIB

Pengamat: Tak Perlu Khawatirkan Bahasa Indonesia di Kamus Melayu

Rep: Yulianingsih/ Red: Dewi Mardiani
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilustrasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengamat bahasa yang juga Ketua Program Studi Bahasa Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Suhandano Puspodiharjo mengatakan, banyaknya kosa kata Bahasa Indonesia yang masuk ke Kamus Melayu keluaran Brunei seharusnya tidak dipermasalahkan. Karena menurutnya, kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) juga memuat kosa kata dari bahasa lain.

 

"Saya pikir hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan. KBBI juga memuat banyak kata dari bahasa lain. Biasanya kata dari bahasa lain masuk ke bahasa tertentu karena memang kata itu dibutuhkan," ujarnya, Kamis (19/9).

Suhandono mencontohkan, kata-kata tersebut antara lain, kata untuk nama hari, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad. Kata tersebut menurutnya diambil dari bahasa Arab karena dalam bahasa Indonesia belum ada kata untuk nama-nama hari tersebut.

"Biasanya kata pinjaman erat kaitannya dengan budaya, sehingga kalau suatu bangsa mengambil kata dari bahasa lain, dapat dikatakan bahwa bangsa tersebut mengikuti budaya bangsa yang kata-katanya dipinjam itu," jelasnya.

Karena itu, kata Suhandono, kalau kata dalam bahasa Indonesia dipinjam oleh bahasa lain, hal itu berarti bahwa budaya Indonesia sudah menyebar ke bangsa yang meminjam kosa kata Indonesia tersebut. "Hal seperti ini sebenarnya justru menguntungkan kita karena menunjukkan dominasi budaya kita," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement