REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Peristiwa kebakaran rawan terjadi pada saat musim kemarau. Pasalnya, kobaran api dengan mudah terpicu akibat dampak kekeringan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar menerangkan, BPBD telah mengimbau semua kecamatan untuk melaporkan adanya dampak kekeringan kepada pemerintah.
"Salah satunya peristiwa kebakaran kepada petugas di lapangan," imbuh dia.
Irwan menerangkan, BPBD sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan kekeringan. Misalnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP), Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air (PSDA), dan Badan Lingkungan Hidup (BLH). Sehingga penanganan dampak kekeringan akan lebih cepat.
Kebakaran misalnya terjadi pada Selasa (24/9) lalu di tiga lokasi berbeda yakni Kecamatan Gunungguruh, Nagrak, dan Sukabumi. Kebakaran di Gunungguruh terjadi pada madrasah Miftahul Khoir di Kampung Bojongduren RT 13 RW 06, Desa Cibentang.
"Kebakaran menyebabkan seperempat bangunan yang terdiri dari tiga ruangan ludes terbakar," ujar salah seorang warga Desa Cibentang, Sarah (30 tahun).
Peristiwa itu diduga akibat hubungan pendek arus listrik.Sarah menerangkan, kebakaran berhasil dipadamkan sebelum datangnya mobil pemadam kebakaran (Damkar). Warga memadamkan kobaran api menggunakan air yang ada di areal persawahan.
Kerugian akibat peristiwa tersebut diperkirakan mencapai Rp 50 juta. Pasalnya, kebakaran menyebabkan perlengkapan madrasah seperti kitab, karpet, dan peralatan lainnya ludes terbakar.