CANBERRA -- Upaya penyelamatan warisan di masa lampau bisa ditempuh melalui program sister city, salah satunya adalah Adelaide di Australia dan George Town di Malaysia.
Dewan kota Adelaide bulan ini merayakan 40 tahun hubungannya dengan George Town, ibukota wilayah Penang di Malaysia.
Tepatnya di tahun 1973, Don Dunstan membuka dimulainya hubungan antara Adelaide dengan George Town.
Tidaklah sulit untuk memulai hubungan ini, karena Kapten Francis Light telah menancapkan bendera Inggris di pulau Prince of Wales di tahun 1786, saat mulai membuka jalur perdagangan untuk British East India Company. Sebagai gantinya, Inggris memberikan perlindungan militer terhadap Kesultanan Kedah.
Kapten Francis menamakan kota pelabuhan di Penang dengan nama George Town, dari nama seorang Raja Inggris.
Pedagangan di kawasan ini semakin ramai dan mulai dikunjungi oleh warga turunan Cina, Melayu, India, dan sebagian dari Eropa, yang tentu saja membawa pengaruh budaya, agama, dan makanan dari daerah asalnya masing-masing.
Kapten Francis telah dikenal dengan usahanya untuk bisa berbaur dengan masyarakat lokal dengan belajar banyak soal bahasa, cara berpakaian, dan etiket.
Ia memiliki partner, Martina Rozells, yang memiliki latar belakang Thailand Portugis. Meski tidak pernah menikahinya, tetapi pasangan ini memiliki lima orang anak, dan anak pertamanya, William disekolahkan di Inggris saat ia berusia delapan tahun.
Setelah berkarir di Angkatan Laut Inggris dan dikenal juga sebagai seorang seniman, William berkunjung ke Adelaide di tahun 1836.
Menurut sejarawan Marcus Langdon, tidak ada bukti yang cukup apakah William mengikuti jejak ayahnya untuk mendesain kota Adelaide dengan bentuk yang sama dengan kota George Town di Penang.
Tetapi kedua kota ini memiliki area bersegi-segi atau dikenal dengan istilah grid pattern yang simetris dan keduanya tampak familiar.
Empat dekade sudah apakah Adelaide di Australia dan George Town di Malaysia masih memiliki hubungan yang relevan?
Foto: Pemandangan kota pelabuhan George Town di Penang
Ada ratusan kota di Australia yang memiliki hubungan sister city dengan kota-kota lain di dunia. 100 kota di antaranya memiliki hubungan dengan kota-kota di Jepang.
Hubungan Jepang dan Australia baru-baru ini menggelar forum untuk merayakan 50 tahun sejak Lismore di New South Wales, Australia membuka hubungan dengan Yamato-Takada.
Banyak yang mengatakan bahwa hubungan telah membangun pehamanan antara kedua negara, tetapi hubungan ini belum sampai pada bidang perekonomian.
Sementara program sister city di Selandia Baru memperkirakan pertukaran di bidang budaya, olah raga, pendidikan dan pariwisata bisa mencapai 50 juta dolar setiap tahunnya.
Upaya penyelamatan warisan di era globalisasi
Anggota Dewan Kota Adelaide, Michael Henningsen mengatakan keuntungan dari program hubungan antara kota Adelaide dan George Town bisa dilihat di sektor pariwisata, pendidikan, dan informasi teknologi.
Adelaide juga telah belajar di George Town soal pelestarian warisan kota.
Di tahun 2008, George Town pernah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan dunia.
"Salah satu ajang untuk mempromosikan budaya adalah dengan warisan sehingga kita bisa menjaga identitas dan tidak hilang begitu saja karena globalisasi," ujar Khoo Salma, budayawan.
Sejumlah praktisi ikut ambil dalam penyelematan warisan, salah satunya adalah Deb Lavis.
"George Town di Malaysia memiliki arsitektur yang masih orisinil dengan banyaknya toko-toko kecil yang cantik," ujarnya.
"Dari kota itlah kita belajar pembangunan yang baik, juga bagaimana melestarikan sejarah di masa lampau," tambah Deb.
Menurut Deb juga banyak kota-kota di Australia yang telah kehilangan warisan di masa lampau, seperti bangunan-bangunan tua yang diubah dengan sentuhan modern.
Foto: Patung Francis Light di Penang