REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Venezuela mengusir diplomat Amerika Serikat (AS) dari Ibu Kota Karakas lantaran dituduh melakukan tindakan sabotase yang berujung makar. Presiden Nicolas Maduro mengatakan AS semakin ikut campur dalam urusan politik dan ekonomi negara yang baru dipimpinnya.
Maduro mengatakan Duta Besar AS, Kelly Keiderling, melakukan aksi sabotase sistem perekonomian dan listrik negara. Pengganti Presiden Hugo Chavez itu menuduh tindakan sabotase Keiderling dilakukan bersama pemimpin kelompok oposisi Venezuela, Henrique Capriles.
''Kami mendeteksi sekelompok pejabat kedutaan AS yang mendedikasikan kemampuan dan pembiayaan terhadap kelompok sayap kanan (oposisi) untuk sebuah konspirasi,'' kata Maduro dalam siaran resminya yang dilansir Reuters pada Selasa (1/10).
Maduro mengatakan Karakas tidak butuh kerjasama diplomatik dengan Washington. Keiderling diminta keluar dari Venezuela selambatnya dua kali 24 jam setelah pidatonya.
''Keluar (dari Venezuela). Pulanglah. Cukup sudah pelecehan martabat dan bangsa kami,'' ujar Maduro.
Selain Keiderling, dua staf diplomat AS juga dituduh sebagai orang berbahaya. Mereka antara lain David Moo dan Elizabeth Hoffman.
Ketiga perwakilan AS itu dianggap terlibat dalam kekacauan energi dan ekonomi negara sosialis-kiri itu.