REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Pertahanan Mesir Abdel Fattah Al-Sisi, Selasa (1/10), memperingatkan mengenai upaya oleh beberapa kelompok untuk mengubah konflik politik menjadi konflik agama.
Dalam seminar yang diselenggarakan pada Selasa dalam peringatan ke-40 kemenangan militer Mesir atas Israel pada 6 Oktober 1973, As-Sisi meminta militer memberi perhatian pada upaya menyesatkan untuk mencampur-adukkan politik dengan agama guna memancing perang melawan Islam, kata Juru Bicara militer Kolonel Ahmed Mohamed Ali.
Menteri Pertahanan tersebut, yang memimpin penggulingan mantan presiden Mohamed Mursi pada Juli, mencela upaya itu dan menyebutnya bertujuan menodai militer dan memecah-belah berbagai lembaga keamanan, lapor Xinhua yang dikutip, Rabu (2/10).
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat di Sinai karena kerugian yang tak diinginkan selama operasi militer terhadap kelompok fanatik serta menekankan mereka akan mendapat ganti rugi.
Pada Sabtu (28/9), beberapa pria bersenjata menembak hingga tewas seorang tentara Mesir di Sinai, ketika helikopter militer melancarkan serangan udara terhadap tempat yang diduga sebagai persembunyian gerilyawan, kata petugas medis dan saksi mata.
Seorang pemuda wajib militer yang 22 tahun meninggal karena luka di dada setelah serangan di Kota Sheikh Zuwayid di bagian utara negeri tersebut, kata para petugas medis. Beberapa helikopter Apache diterbangkan sehari sebelumnya untuk melakukan serangan dalam operasi beberapa pekan guna menumpas para gerilyawan di daerah itu. Sasaran serangan tersebut adalah tempat yang diduga sebagai persembunyian pejuang di sekitar Sheikh Zuwayid, kata saksi.
Sementara itu, satu video yang memperlihatkan serangan sekelompok orang ke tentara Mesir telah diposting di Internet jihad pada Sabtu. Rekaman itu menunjukkan bom pinggir jalan ditujukan terhadap kendaraan lapis baja pengangkut personel. Militer Mesir telah mengerahkan tentara dan tank ke Sinai untuk menghancurkan aksi perlawanan yang melonjak setelah penggulingan Mursi pada 3 Juli.
Tindakan keras berikutnya terhadap gerilyawan telah mengakibatkan ratusan orang tewas dan lebih dari 2.000 orang lagi ditangkap di seluruh negeri tersebut.