Rabu 02 Oct 2013 10:25 WIB

Waspadai 'Shutdown' Ekonomi AS, Rupiah Kembali Melemah

Rupiah
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Rabu (2/10) pagi bergerak melemah sebesar 45 poin terhadap dolar AS mewaspadai dampak aktivitas ekonomi Amerika Serikat yang dapat berhenti akibat belum tercapai kesepakatan pembahasan anggaran. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah 45 poin menjadi Rp 11.390 dibanding sebelumnya (Senin, 1/10) di posisi Rp 11.345 per dolar AS.

"Pasar uang di dalam negeri masih mewaspadai dampak dari shutdown ekonomi di AS sehingga rupiah kembali melemah. Namun pelemahan nilai tukar domestik itu cenderung terbatas karena tertahan sentimen positif dalam negeri," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (2/10).

Menurut dia, imbas dari shutdown ekonomi AS akan berdampak negatif terhadap dolar AS. Kekhawatiran akan terjadinya inflasi dan defisit perdagangan Indonesia juga telah terjawab, dimana pada bulan September Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,35 persen dan neraca perdagangan mengalami surplus sekitar 130 juta dolar AS. "Positifnya data ekonomi domestik akan berpengaruh baik bagi nilai tukar," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan data ekonomi Indonesia yang dirilis oleh BPS kemarin (1/10) masih dapat menahan pelemahan nilai tukar domestik tertekan lebih dalam. Ia mengatakan bahwa pasar keuangan di dalam negeri yang selalu dihadapkan pada tiga risiko yakni perlambatan ekonomi domestiik, defisit neraca perdagangan Indonesia, dan inflasi sudah mereda.

"Saat ini, neraca dan inflasi sudah mulai cenderung terkendali," ucapnya. Menurut Ruly, kondisi itu memiliki dampak yang signifikan ke depannya bagi ekonomi domestik dan nilai tukar rupiah memiliki potensi untuk kembali menguat terhadap dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement