REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Seratusan peserta dari lima negara mengikuti pertemuan ahli badak Asia, "First Asian Rhino Range States Meeting" di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Rabu (2/10), yang dibuka Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
Sebanyak 100 peserta dari berbagai utusan delegasi lima negara, yakni Malaysia, Bhutan, India, Nepal, dan Indonesia sebagai tuan rumah hadir dalam kegiatan yang berlangsung di sebuah hotel berbintang di Bandar Lampung. Mereka adalah wakil dari negara sebaran badak Asia dan juga pakar serta pemerhati konservasi badak.
"Tujuan utama dari pertemuan ini atara lain adalah untuk koordinasi dan publikasi betapa penting upaya pelestarian badak di Asia," kata Menhut Zulkifli Hasan. Dia menyatakan, kegiatan ini merupakan salah satu dari tiga upaya konservasi yang pernah diusulkan oleh Badan Konservasi Dunia (IUCN) kepada Presiden Indonesia dua tahun lalu sebagai strategi untuk mendorong upaya pelestarian badak di wilayah Asia.
"Yang pertama pencanangan International Year of Rhino oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan telah dilaksanakan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juli 2012 di Istana Negara," kata Menhut lagi. Kedua, lanjutnya, pembentukan National Rhino Task Force yang saat ini masih digodok di Kementerian Kehutanan, dan yang ketiga adalah penyelenggaraan First Asian Rhino Range States Meeting ini.
Momentum penyelenggaraan pertemuan ini diharapkan dapat digunakan sebagai ajang promosi bagi daerah Lampung, untuk menarik perhatian international dan juga masyarakat setempat akan keberadaan Lampung dan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) bagi pelestarian badak yang merupakan hewan sangat langka dan dilindungi di dunia ini.
"Baru-baru ini monitoring gabungan antara WWF dan Pemerintah Daerah Kutai Barat telah berhasil mendapatkan bukti fisik badak sumatera berada di hutan tersebut," kata Zulkifli pula. Bukti fisik tersebut, menurut dia, sangat peting untuk menjelaskan keberadaan badak sumatra bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) yang ada di Kalimantan Timur, setelah puluhan tahun tidak ditemukan badak di wilayah tersebut.
Asia memiliki tiga dari lima spesies badak yang ada di dunia yakni badak India, badak Jawa, dan badak Sumatra. Dahulu jumlah spesies ini sangat banyak, tetapi belakangan populasinya sudah banyak berkurang akibat perburuan liar, degradasi, serta fragmengtasi habitat, sehingga total populasinya saat ini tidak lebih dari 3.350 ekor.