REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Polisi Filipina menyerbu kediaman pemimpin militan Nur Misuari di Zamboanga. Misuari dituduh sebagai dalang di balik serangan di selatan Filipina bulan lalu. Polisi menyita dokumen dan barang lain dalam serangan fajar.
Kepala Inspektur Arie Huesca mengatakan petugas menggunakan bahan peledak ketika memasuki perumahan yang terkunci milik Nur Misuari di pinggiran kota Zamboanga. "Tidak ada orang yang ditangkap," ujar Huesca dilansir Al-Jazeera, Jumat (4/10).
Misuari diyakini bersembunyi di selatan Filipina. Polisi telah meminta jaksa untuk mengajukan tuntutan terhadap Misuari dan para pengikutnya. Bulan lalu, bentrokan antara pasukan keamanan dan militan menewaskan 200 orang. Pemerintah menuduh kelompok bersenjata mengambil sandera sipil dan membakar lebih dari 10 ribu rumah.
Aksi tersebut berakhir pada Sabtu lalu dengan pembebasan sandera terakhir sebanyak 195 orang. Huesca mengatakan polisi diperintahkan untuk menangkap Misuari dan menyita amunisi yang mungkin disimpan di komples perumahan kelas menengah sekitar tujuh kilometer dari lokasi pertempuran.
Polisi menolak merinci barang yang disita. Militan Muslim memberontak sejak 1970 untuk mendirikan sebuah negara independen. Diperkirakan 150 ribu orang sudah tewas selama peperangan.