REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taliban menyatakan akan membunuh Malala Yousafzai karena dianggap menyerang Islam. Juru bicara Taliban Pakistan menyatakan, tidak menarget karena advokasi Malala terkait pendidikan untuk perempuan.
"Kami menarget Malala Yousafzai karena dia menyerang dan melecehkan Islam. Jika kami menemukan dia lagi, akan kami bunuh dan kami akan merasa bangga atas kematiannya," ujar Shahidullah Shahid kepada ABC News.
"Kami tidak menargetnya karena menyebarkan pendidikan, kami menargetnya karena melecehkan Islam dan itu alasan yang cukup untuk menyerangnya."
Pada usia 11 tahun, Malala pernah diserang Taliban yang mengeluarkan perintah untuk menutup semua sekolah perempuan. Ketika itu, ia sedang berada di sebuah bus sekolah di distrik Swat. Seorang laki-laki naik, bertanya namanya dan menembak tiga kali.
Peluru yang ditembakan hampir mengenai otaknya. Enam hari setelah ditembak, Malala pun dibawa ke RS Queen Elizabeth di Birmingham, Inggris. Dia menghabiskan tiga bulan di rumah sakit dan menjalani beberapa kali operasi.
Tembakan itu tidak menghentikannya untuk melakukan kampanye hak pendidikan bagi perempuan. Termasuk menulis blog anonim untuk BBC dan tampil di dokumenter New York Times.
dia bahkan merayakan ulang tahun ke-16 dengan memberikan pidato di PBB dan menjadi orang termuda yang dinominasikan penghargaan Nobel Perdamaian. Dia juga mendirikan Malala Fund, organisasi non-profit untuk mendukung pendidikan perempuan di seluruh dunia.
Ayah Malala, Zianuddin Yousafzai menjalankan sebuah sekolah perempuan di lembah Swat dan menjadi target Taliban. "Saya tidak takut, tapi saya telah mulai memastikan gerbang terkunci pada malam dan bertanya ke Tuhan apa yang terjadi ketika mati," tulis Malala di autobiografi berjudul I am Malala.