REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duka terhadap kondisi Palestina yang menjadi objek genosida zionis Israel berdatangan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah pemenang nobel asal Pakistan Malala Yousafzai.
Pada ahad (12/1/2025) dia mengatakan komitmennya untuk terus mengecam pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia yang dilakukan Israel di Gaza, dalam pertemuan puncak negara-negara Muslim di Pakistan mengenai pendidikan anak perempuan.
Wanita muda, yang membela hak anak perempuan atas pendidikan, mengatakan dalam pidatonya di pertemuan puncak bahwa “Israel telah menghancurkan seluruh sistem pendidikan di Gaza.” Dia mencatat, “Mereka membom semua universitas, menghancurkan lebih dari 90 persen sekolah, dan menyerang warga sipil yang berlindung di gedung sekolah secara acak.” Dia menegaskan: “Saya akan terus mengecam pelanggaran Israel terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia,” sebagaimana diberitakan Asharq Awsath.
Yousafzai ditembak oleh militan Pakistan ketika dia berusia lima belas tahun karena pembelaannya terhadap hak atas pendidikan. Dia dipindahkan ke Inggris untuk perawatan, dan setelah sembuh, dia menjadi aktivis terkemuka di bidang ini dan menjadi pemenang termuda Hadiah Nobel Perdamaian, yang dia terima pada usia tujuh belas tahun.