Jumat 11 Oct 2013 10:59 WIB

OECD: Kegagalan AS Naikkan Pagu Utang Memiliki Konsekuensi Global

Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kegagalan Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan pagu utangnya bisa memiliki konsekuensi ekonomi yang keras di seluruh dunia. Demikian peringatan yang disampaikan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) Angel Gurra pada Kamis (10/10) waktu setempat.

"Ini serius. Ini bukan hanya tentang Amerika Serikat ... Anda akan memiliki dampak di mana-mana," kata Gurra di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF).

Persoalan utang AS ini dimulai dalam beberapa pekan terakhir ini ketika pemerintah AS melakukan penutupan sebagian kegiatannya (shutdown) untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, dan kemudian diikuti perdebatan atas pagu utang. Tanggal 17 Oktober 2013 adalah batas waktu terakhir karena Departemen Keuangan AS diperkirakan tidak memiliki cukup uang untuk membayar tagihannya, kecuali Kongres yang sedang terpecah setuju untuk menaikkan batas utang.

Gurra mencatat krisis pagu utang terjadi sesaat ekonomi AS mulai kembali pada pijakannya. "Perekonomian Amerika sedang menunjukkan demikian semangat, demikian ngotot, demikian kuat ... dan hanya menunjukkan kekuatannya, dan kemudian datang ini," katanya, mengacu pada pertumbuhan baru di sejumlah metrik ekonomi AS termasuk pasar pekerjaan.

Sementara OECD mengatakan kemungkinan kegagalan AS untuk menaikkan pagu utang rendah, itu akan memiliki dampak bencana jika hal itu terjadi, dan bisa mendorong banyak perekonomian dunia ke dalam resesi. Kelompok itu mengatakan perhitungannya menunjukkan kegagalan AS untuk menaikkan pagu utang akan mendorong wilayah OECD kembali ke dalam resesi pada tahun depan, dan negara-negara berkembang akan mengalami penurunan tajam.

Sebuah gagal bayar (default) utang akan menyebabkan AS mengurangi impor dari seluruh dunia, dan keyakinan ekonomi akan terpukul tajam hampir di mana-mana, kata OECD. Beberapa ahli lain mengatakan bahwa sementara permainan nyerempet bahaya Kongres dapat menyebabkan anggota parlemen melewatkan tenggat waktu untuk membayar bunga atas pinjaman, AS tidak mungkin akan benar-benar gagal bayar dan merubah haluan tanggung jawab utangnya.

Namun, kebuntuan dalam Kongres telah menyebabkan banyak ketidakpastian di AS, dan sebuah jajak pendapat Gallup yang dirilis Selasa menemukan kepercayaan ekonomi Amerika turun lebih dalam selama seminggu terakhir daripada minggu sejak Lehman Brothers pada 2008 runtuh yang memicu penurunan tajam ekonomi global. Masalah ini juga merupakan sumber kekhawatiran bagi para pejabat IMF dan diperkirakan akan menjadi tema utama pertemuan minggu ini.

sumber : Antara/Xinhua
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement