REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tingginya kebutuhan susu formula di Cina telah membuat perusahaan susu di Inggris memangkas penjualan domestik. Pengencer susu di Inggris bahkan menjatah penjualan susu mereka di supermarket.
Produsen Apramil dan Cow and Gate, Danone, menyatakan sebagian besar supermarket telah memperkenalkan pembatasan penjualan kepada konsumen. Konsumen hanya boleh membeli maksimal dua kaleng susu.
Baik pemerintah maupun perusahaan telah mengidentifikasi peluang segar bagi petani Inggris. "Kami mendukung petani mengekspor susu ke luar negeri," kata juru bicara Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Perdesaan seperti dilansir laman the Telegraph, Senin (14/10).
Kebutuhan Cina akan diversifikasi produk susu formula telah meningkat sejak skandal susu bayi pada 2008. Sebuah perusahaan asal Selandia Baru Sanlu telah memproduksi 10 ribu ton susu terkontaminasi.
Euromonitor memprediksi pasar susu formula di Cina akan meningkat dua kali lipat dalam empat tahun ke depan. Nilainya mencapai 25 miliar poundsterling dari 15,5 miliar poundsterling.
Perusahaan susu asal Inggris Dairy Crest baru-baru ini telah menginvestasikan 40 poundsterling untuk membangun fasilitas pembuatan susu formula di Cina. Investasi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan susu formula yang sangat tinggi di Cina.
Seorang pemilik 250 sapi perah Holstein Martin Lovegrove mengatakan ia telah berbicara langsung dengan delegasi Cina. Cina ingin membeli 30-50 juta liter susu produksinya. "Tidak lama lagi susu kami akan diekspor ke Cina," kata Lovegrove
Selain Inggris, Cina juga telah mengimpor 38.190 ton produk susu dari Jerman hingga Mei 2013 atau meningkat 138 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Cina memang sudah menjadi pelanggan terbesar Jerman di luar Eropa untuk produk susu.
Petani Inggris memproduksi susu kualitas terbaik namun hanya bisa menjual dengan harga murah. Per liter susu kualitas terbaik hanya dibanderol 90 poundsterling. Di Cina, harga susu tersebut bisa mencapai 300 poundsterling.