REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk membangun ekonomi agar lebih kuat, Kadin Indonesia akan mengembangkan industri yang berbasis budaya. Pengembangan industri berbasis budaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi Indonesia.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya, Putri K Wardani, mengatakan industri berbasis budaya memiliki potensi untuk bersaing secara ekonomi dengan melibatkan para pelaku usaha. "Di bidang industri berbasis budaya merupakan kekuatan yang besar namun belum dipoles. Di Indonesia terdapat 500 etnis budaya, turunannya mempunyai banyak kekayaan yang dapat dijual secara ekonomi maupun filosofi dan budaya seperti kain, seni budaya, makanan, handicraft," katanya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan tema 'Keberpihakan Pemerintah Melalui Apresiasi dan Pemanfaatan Produk-Produk Industri Berbasis Budaya Menuju Indonesia Kreatif Dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015', Rabu (16/10).
Menurutnya, warga negara Indonesia harus dapat mencintai produk-produk dalam negeri sehingga dapat meningkatkan daya saing. Lantaran dalam arus globalisasi, produk-produk luar negeri dapat dengan mudah masuk ke Indonesia.
Industri berbasis budaya merupakan industri yang berfungsi sebagai identitas bangsa. Sehingga dapat terbentuk pembangunan karakter bangsa yang dapat menghargai budaya bangsa. "Kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupaan dan diperkenalkan kepada dunia sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Bidang usaha berbasis budaya tersebut seperti jamu dan minuman tradisional, kerajinan tangan, kain tradisional, serta kesenian daerah. Putri berharap Pemerintah Daerah dapat memberikan dukungannya dengan membuat SK. SK tersebut nantinya mengharuskan para pelaku usaha pariwisata untuk menggunakan atau mengadopsi produk-produk industri berbasis budaya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulistyo, mengatakan bidang industri berbasis budaya merupakan bidang yang memiliki nilai dan peluang-peluang bagi para pelaku dunia usaha. "Kami berharap kita dapat memberi perhatian yang besar dalam bidang ini. Kalau tidak akan digeluti oleh bangsa asing. Karena banyak milik bangsa kita yang telah dibajak," kata Suryo.
Asisten Deputy Bidang Tata Laksana Kementerian Koperasi dan UKM RI, Nur Ediningsih, memberikan dukungannya dalam program ini. "Kementerian koperasi sudah memberikan program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) untuk mengajak wirausaha pemula mengembangkan usaha di daerah. Untuk stimulus, kami memberikan pembiayaan sekitar Rp 5-Rp 25 juta per orang," katanya.