Kamis 17 Oct 2013 10:36 WIB

Rupiah Merespons Positif Kesepakatan Pemerintah AS

Rupiah
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Kamis (17/10) pagi terapresiasi sebesar 180 poin terhadap dolar AS setelah kesepakatan pemerintah Amerika Serikat untuk menaikkannya batas atas utangnya. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar 180 poin menjadi Rp 11.015 dibanding posisi sebelumnya Rp 11.195 per dolar AS.

"Rupiah yang kemarin melemah ke level Rp 11.195 per dolar AS kembali menguat pagi ini, kesepakatan AS untuk menaikan batas atas utangnya disambut positif pasar keuangan," kata Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas, Rangga Cipta di Jakarta, Kamis (17/10).

Menurut dia, penguatan mata uang domestik itu seiring dengan tren dolar AS yang kembali melemah terhadap mayoritas nilai tukar global. Ia menambahkan setelah sentimen AS terkait pagu utangnya yang cenderung mereda untuk sementara waktu, fokus pasar akan kembali ke arah pengurangan stimulus keuangan bank sentral AS (the Fed) kapan dilakukan.

"Fokus pasar akan ke perkembangan data ekonomi AS. Bernanke yang akan hengkang dari the Fed di penghujung tahun dan tendensi kebijakan dari Yellen sebagai penggantinya juga patut diperhatikan," kata dia. Ia memproyeksikan bahwa untuk pergerakan mata uang domestik pada Kamis ini diperkirakan di kisaran Rp 10.900-Rp 11.100 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan Senat AS yang mendukung untuk mengakhiri penghentian kegiatan pemerintah AS dan menaikan batas utang, meredam permintaan untuk aset mata uang yang dinilai aman. Selain itu, lanjut dia, optimisme pasar terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi Cina juga menjadi salah satu pendorong mata uang negara berkembang berada dalam area positif, termasuk rupiah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement