REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Indonesia pernah bergaung di Asia Tenggara sebagai negara maritim. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan bukti nyata sejarah kemaritiman di wilayah Nusantara.
Tetapi, gaung negara maritim kedua kerajaan tersebut telah tidak berbekas. Paradigma Indonesia sebagai negara maritim pun teralihkan menjadi negara agraris.
Bupati Kutai Timur, Isran Noor, mengingatkan jati diri Indonesia adalah negara maritim. Penilaian tersebut berdasarkan kenyataan bahwa paradigma pembangunan yang digunakan Indonesia selama ini belum menunjukan hasil yang signifikan.
Dia mengatakan, istilah maritim lebih tepat digunakan karena menunjukan aktivitas dan pemberdayaan manusia yang berkenaan dengan laut. Isran meyakini, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara maju di Asia dengan doktrin sebagai negara maritim yang superior.
Dia juga menyerukan agar Indonesia menjadi negara maritim terbesar di Asia, maka visi besarnya adalah membangun rakyat agar terus bergerak maju. "Indonesia bisa maju jika sektor kelautan dikelola dengan baik," katanya dalam siaran pers di acara Closing Ceremony Sang Hyang Kamahayanikan Award di Jakarta, kemarin.
Orasi yang disampaikan Isran merupakan gambaran inspiratif dari buku berjudul 'Indonesia Negara Maritim Terbesar di Asia'. Buku tersebut merupakan buah karya ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi)itu.
Isran meyakini, akan terjadi loncatan kemakmuran di Indonesia jika konsep oceanomic dapat dijalankan dengan penuh dedikasi dan patriotisme. Meski demikian, kebijakan tersebut harus disertai dengan pertimbangan bisnis yang matang agar tidak salah kelola.