Selasa 19 Apr 2022 15:38 WIB

Doa Empat Sahabat

Doa Empat Sahabat

 Doa: Kabah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, Selasa (23/10).  (Hassan Ammar/AP)
Doa: Kabah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, Selasa (23/10). (Hassan Ammar/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh; Muh Nursalim

Ketika tawaf, kita saksikan jamaah berebut mencium Hajar Aswad, bahkan hingga terluka atau tidak sengaja melukai orang lain. Ikhtiar itu tidak keliru. Sebab, Rasulullah juga mencium batu hitam tersebut tatkala mengawali memutari Ka’bah.

Di samping itu juga ada informasi yang sahih bahwa multazam yang berada di antara Ka’bah dan pintu Ka’bah merupakan tempat mustajab untuk berdoa.

Kita jarang mendapati jamaah berebut memegang Rukun Yamani. Padahal, tempat itu juga salah satu tempat mustajab. Informasi ini terdapat dalam kitab Ahbar Makah lil al-Fakihi dan kitab Majabu ad-Dakwah.

Disebutkan bahwa Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Mus’ab bin Zubair, dan Abdul Malik bin Marwan tengah berbincang di seputar Ka’bah.

Seseorang di antara mereka berkata, “Hendaklah kalian berdiri dan memegang Rukun Yamani dan berdoa kepada Allah atas keinginannya.Sebab, Allah akan mengabulkan berkat keluasan-Nya. Berdirilah, wahai Abdullah bin Zubair. Sebab, engkau adalah orang yang pertama dilahirkan setelah hijrah.

Lalu, Abdullah bin Zubair berdiri memegang Rukun Yamani dan berdoa, “Ya Allah, Engkau Mahaagung. Aku mohon dengan kehormatan wajah-Mu dan kehormatan Arsy-Mu serta kehormatan rumah-Mu. Janganlah engkau matikan aku sebelum aku menjadi penguasa negeri Hijaz.” Lalu, ia duduk.

Kemudian, Mus’ab bin Zubair ganti berdiri dan memegang Rukun Yamani lantas berdoa, “Ya Allah, Tuhan segala sesuatu. Kepada-Mulah segala sesuatu berakhir. Aku mohon kepada-Mu dengan kuasa-Mu atas segala sesuatu, janganlah Engkau matikan aku sebelum aku menjadi penguasa Irak dan menikah dengan Sukinah binti Husein.” Lalu, ia duduk.

Kemudian, berdirilah Abdul Malik bin Marwan seraya memegang Rukun Yamani dan berdoa, “ Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan Tuhan bumi dengan segala tumbuhan yang ada. Aku mohon dengan hamba-hamba-Mu yang taat dan aku mohon dengan kehormatan wajah-Mu, dan aku mohon dengan segala makhluk-Mu, serta dengan semua orang yang sedang tawaf. Aku mohon kepada-Mu, janganlah engkau matikan aku sehingga Engkau anugerahkan aku kekuasaan bumi timur dan barat, dan tidak ada orang yang mengudetaku sehingga ia aku penggal lehernya.” Lalu, ia duduk.

Setelah itu, berdirilah Abdullah bin Umar seraya memegang Rukun Yamani dan berdoa, “Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku mohon kepadamu dengan rahmat-Mu yang mendahului murkamu dan aku mohon kepadamu dengan takdir-Mu atas semua makhluk-Mu… janganlah engkau matikan aku sehingga Engkau menunjukkan aku sebagai ahli surga.

Berkata as-Sya’bi, yang melihat peristiwa itu, “Selama hidup aku menyaksikan keempat orang tersebut mendapatkan apa yang mereka minta. Dan, Abdullah bin Umar diberi kabar gembira sebagai ahli surga.”

Para sahabat adalah generasi Muslim terbaik sebab mereka mendapat pengajaran Islam langsung dari Rasulullah. Mereka berdoa dengan permintaan yang sangat tinggi dan Allah telah mengabulkannya.

Untuk itu, rasanya para jamaah haji perlu meniru “kesuksesan” mereka dalam berdoa dengan memegangi Rukun Yamani. Langkah ini selain untuk memecah konsentrasi jamaah di Hajar Aswad, juga untuk membuktikan bahwa Rukun Yamani ternyata juga merupakan tempat mustajab. Wallahu’alam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement