Rabu 30 Oct 2013 10:21 WIB

Rupiah Bergerak Stagnan Terhadap Dolar AS

Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (30/10) pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 11.105 per dolar AS. Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan bahwa pelaku pasar masih menanti hasil pertemuan bank sentral AS (the Fed) pada Selasa (29/10) dan Rabu (30/10), sehingga fluktuasi di pasar uang cenderung mendatar.

"Pelaku pasar sedang menanti hasil pertemuan the Fed dua hari ini. Pelaku pasar pun cenderung menahan transaksinya di pasar uang sebagai langkah antisipasi terhadap hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) the Fed itu," katanya di Jakarta, Rabu (30/10).

Ia menambahkan bahwa sempat tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (29/10) bisa saja membuka tren penguatan jika nantinya pertemuan the Fed itu menghasilkan kebijakan yang sesuai harapan pasar. Sentimen dari dalam negeri, lanjut dia, momentum penguatan rupiah masih terbuka seiring ekspektasi pasar bahwa inflasi Oktober tahun ini tidak terlalu tinggi atau masih sesuai estimasi pemerintah di bawah 0,4 persen.

Kepala Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra indeks mata uang dolar AS terhadap rupiah cenderung masih mendatar pada hari ini dikarenakan investor masih bersikap waspada terhadap rapat FOMC. "Dolar AS masih berpotensi mengalami tekanan akibat ekspektasi pemangkasan stimulus The Fed akan lebih lama dibanding perkiraan sebelumnya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement