REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Di tengah permintaan semen nasional yang mengalami perlambatan, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang menggembirakan. Laba usaha SMGR hingga akhir September 2013 tumbuh 19,4 persen menjadi Rp 5,10 triliun.
Laba bersih SMGR tercatat tumbuh 15,3 persen menjadi Rp 3,91 triliun atau Rp 659 per saham. "Sedangkan pertumbuhan nasional hanya 5,3 persen," kata Direktur Utama Dwi Soetjipto dalam siaran pers yang diterima ROL, Kamis (31/10).
Penjualan Semen Indonesia hingga triwulan ketiga tercatat sebesar 20 juta ton. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 25 persen. Penjualan ini termasuk penjualan semen anak usaha perseroan Thang Long Cement Company (TLCC).
Sepanjang Januari hingga September 2013, penjualan domestik mencapai 18,2 juta ton atau meningkat 14,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penjualan ekspor mencapai 888,9 ribu ton. Penjualan ekspor tumbuh 1.837 persen.
Sampai dengan September 2013, penjualan Semen Indonesia dalam bentuk kemasan mencapai 76,7 persen, sedangkan sisanya dalam bentuk curah. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, persentase penjualan semen curah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Ini menandakan pembangunan sektor infrastruktur dan proyek-proyek besar berjalan dengan baik.
“Peningkatan penjualan Semen Indonesia didukung oleh beroperasinya Pabrik Tuban IV dan Tonasa V dan semakin solidnya sinergi khususnya di bidang marketing dan distribusi di Semen Indonesia Group, sehingga market share domestik kami mampu meningkat menjadi 43,8 persen,” kata Dwi.