Kamis 07 Nov 2013 14:12 WIB

Mantan Mentan Minta Program Pertanian Tidak Dipolitisasi

Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono meminta agar program pertanian yang dicanangkan pemerintah di berbagai tingkatan untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan petani tidak dipolitisasi.

"Program pertanian yang disusun untuk peningkatan kesejahteraan petani akan hancur jika sudah masuk dalam ranah politik," kata mantan Menteri Pertanian (Mentan) di sela-sela memberikan kuliah Umum di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh, Rabu.

Dijelaskannya, berbagai program pembangunan kesejahteraan di sektor pertanian misalnya Pengembangan Usaha Agrobisnis Perdesaan (PUAP) merupakan sebuah sistem yang dibangun cukup bagus dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi petani.

Namun ia menilai berbagai program pertanian akan hancur jika dalam pelaksanaannya sudah dibawa dalam ranah politik.

"Saya sudah menyarankan juga agar program tersebut tidak dilanjutkan dan bagi yang sudah ada dapat terus dibina dan juga ditingkatkan permodalannya," katanya.

Anton mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun dan mendukung program pembangunan kesejahteraan petani dan peningkatan di berbagai sektor pertanian.

Menurut dia, dukungan dari semua komponen masyarakat akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk di seluruh Tanah Air.

Ia menambahkan, kebijakan terhadap sektor pertanian tidak berpindah-pindah Cuma yang menjadi persoalan pada implementasi dan juga adanya politisasi terhadap program-program pertanian oleh sejumlah kalangan.

Karenanya, peran serta seluruh anak bangsa di berbagai tingkatan akan mampu mendukung berbagai program di sektor pertanian khususnya yang telah ditetapkan pemerintah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement