Kamis 07 Nov 2013 14:41 WIB

Penghuni Ruko Kerap Terganggu Ulah Briptu W

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Hazliansyah
Lokasi penembakan satpam hingga tewas oleh anggota Brimob di Cengkareng, Jakarta Barat.
Foto: Mas Alamil Huda
Lokasi penembakan satpam hingga tewas oleh anggota Brimob di Cengkareng, Jakarta Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CENGKARENG -- Staf administrasi PT. Titu Harmoni, Wike, mengatakan, Briptu W selalu menerima uang dari pimpinannya tiap bulan. Namun Wike tidak tahu berapa jumlah yang diberikan atasannya itu kepada oknum Brimob yang menembak mati Bachrudin, seorang satpam di Ruko Galaxy Kompleks 1000 Ruko, Cengkareng, Jakarta Barat.

"Saya tidak tahu (jumlahnya). Itu uang pribadi dari Direktur dan bukan uang perusahaan," kata Wike, saat ditemui Republika di kantor PT. Titu Harmoni,  di Ruko Galaxy Blok M 69 Kompleks 1000 Ruko, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (7/11).

Wike mengaku pernah tiga kali dititipi oleh Freddy, Direktur PT. Titu Harmoni untuk memberikan uang yang dibungkus amplop kepada Briptu W. Wike mengatakan tidak tahu-menahu untuk apa uang tersebut.

Briptu W, sebutnya, juga kerap masuk ke kantor PT. Titu Harmoni. Wike juga mengaku kenal dengan anggota Brimob tersebut.

PT. Titu Harmoni merupakan perusahaan pengelola keamanan, kebersihan dan perparkiran kawasan Ruko Galaxy Kompleks 1000 Ruko, Cengkareng, Jakarta Barat.

Wike melanjutkan, Briptu W sering nongkrong di kawasan ruko tersebut. Menurutnya, akibat ulah Briptu W, beberapa orang yang ada di ruko sering merasa terganggu.

"Mungkin karena sama-sama nongkrong terus terganggu," ujarnya.

Kepolisian Daerah Metro Jaya sebelumnya mengungkapkan, Briptu W memiliki kerja sampingan di bidang jasa keamanan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, Briptu W bekerja sampingan menjadi pengawas satpam di ruko tersebut.

"Ia digaji Rp 300 ribu per bulan jadi pengawas," kata Rikwanto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement