REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Ledakan-ledakan senjata antipesawat dan granat akibat bentrokan kelompok-kelompok milisi yang saling bersaing terjadi di beberapa bagian Tripoli pada Kamis (7/11) malam. Demikian kata sumber-sumber keamanan dan saksi mata.
Ledakan-ledakan tersebut terjadi untuk kedua kali pekan ini di ibu kota Libya itu. Satu sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa sekelompok bersenjata berat dari kota Misrata, di bagian tengah Libya, memasuki ibu kota untuk membalas dendam atas terbunuhnya salah satu anggotanya dalam tembak-menembak di Tripoli pada Selasa.
Dua tahun setelah kejatuhan Muammar Gaddafi, milisi yang membantu menumbangkannya sekarang menguasai sebagian besar negara di Afrika Utara itu dan di antara mereka sering bentrok.
Pada Selasa, pria-pria bersenjata yang saling bersaing bentrok selama beberapa jam di jalan-jalan ibu kota. Tiga orang menderita cedera. Satu orang bernama Nuri Friwan, seorang pemimpin milisi Misrata, kemudian meninggal.
''Terbunuhnya pemimpin milisi itu menyebabkan serangan balasan,'' kata sumber itu.
Pada Kamis, para anggota milisi dengan menumpang truk melancarkan serangan dengan senjata antipesawat dan meneriakkan 'Allahu Akbar'. Sementara, kendaraan itu melaju dengan kecepatan tinggi dekat gedung Kementerian Luar Negeri.
Jejak-jejak dari senjata antipesawat itu terlihat dan sasarannya di distrik Suq al-Juma, di bagian timur Tripoli dan beberapa tempat lain di ibu kota itu, diikuti ledakan-ledakan kuat. Beberapa gedung di kawasan permukiman terkena serangan.
Serangan dengan menggunakan granat (RPG) juga dapat terdengar dekat kementerian itu dan gedung televisi negara di distrik pesisir di bagian tengah.
Sekitar pukul 23:00 waktu setempat, ledakan-ledakan masih terdengar. Sejauh ini belum diketahui apakah ada korban jatuh.
Sebanyak 30 warga yang membawa senjata dan RPG bergegas keluar dari rumah-rumah mereka dekat kementerian itu. Sejumlah orang lainnya membangun satu tempat pemeriksaan di jalan utama dalam usaha menghentikan para milisi lain memasuki bagian-bagian tengah Tripoli.
"Mereka menghentikan setiap mobil dari Misrata," kata seorang warga. Sementara, ledakan-ledakan dari senjata antipesawat terdengar.