REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Perayaan 1 Muharram 1435 Hijirah telah berlalu. Tapi tidak bagi Muslim Turki.
Momentum itu dimanfaatkan guna mempersatukan kalangan Sunni dan Alawi dengan memperkuat tali silaturahim yang telah terbangun.
"Tidak pernah ada masalah antara kami," ungkap Fermani Atun, Kepala Yayasan Alawi, seperti dilansir world buletin.com, Ahad (10/11).
Menurut Altun, konflik berlatarbelakang sejarah memang terjadi sepanjang berdirinya Republik Turki modern. Tapi selama itu pula, selalu ada dialog untuk menemukan solusinya.
Kepala Urusan Agama Turki, Mehmet Gormez menilai sejauh ini komunikasi kedua komunitas terjalin dengan baik. Komunikasi semakin baik, dan akan membaik setelah perayaan 1 muharram.
"Kami tentu saling memahami satu dengan yang lain," kata dia.
Di luar itu, hubungan antara Sunni dan Syiah pun terus membaik. Perayaan tahun baru hijiriah menjadi momentum membaiknya hubungan keduanya. "Sejarah masa lalu bisa diperbaiki. Ini berlaku tak hanya di Turki tapi dunia Islam," kata anggota parlemen Turki, Cemil Cicek.
Itu pun berlaku hubungan antara Sunni dan Alawi. "Kita berusaha mengakomodir seluruh kebutuhan umat Islam, termasuk kebutuhan Alawi dalam masalah ruang ibadah," kata dia.