REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana Topan Haiyan yang meluluhlantakkan Provinsi Leyte, Filipina menyentak rasa kemanusiaan dunia. Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai salah satu lembaga kemanusiaan di Indonesia akan segera mengirimkan relawan dan bantuan ke ibu kota Provinsi Leyte Tacloban.
Tim pertama relawan ACT akan membawa bantuan lima ribu dolar AS untuk memenuhi kebutuhan logistik pengungsi tahap awal. Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur mengatakan, alokasinya diambil dari dana taktis. Besar kemungkinan kampanye penggalangan dana untuk Filipina akan dilakukan jika kondisinya terus memburuk.
Tim sementara hanya memberangkatkan satu relawan. Mengingat, penerbangan ke Filipina cukup sulit saat ini. "Kita usahakan via Cebu Filipina," katanya saat dihubungi Republika, Senin (11/11).
Tim awal rencananya akan berada 1-2 pekan untuk tahap awal dan pemetaan. Untuk fase darurat, tim akan menggandeng mitra lokal. "ACT tergabung dalam Asian Resource Foundation. Kita maksimalkan sumber daya lokal," ujar Syuhel.
Berdasar data dari mitra lokal, sandang dan pangan menjadi prioritas. Sementara, bantuan medis masih akan menunggu pantauan relawan awal.
Relawan ACT yang akan diberangkatkan ke Filipina, Yusnirsyah Sirin mengatakan, data korban dari mitra lokal masih terus bertambah. Data awal hingga hari ini masih di kisaran 10 ribu meninggal. "Sementara di Pulau Samar masih belum terdata," terang Yusnirsyah.
Rencananya tim akan membelanjakan logistik di Cebu. Kemudian tim akan berusaha mencapai ke Tacloban via ferry. Yusnirysah sendiri rencananya akan berangkat Senin malam.
Syuhelmaidi menambahkan, aksi kemanusiaan tak mengenal lokasi, agama dan negara apa. terlebih Filipina adalah tetangga Indonesia. "Filipina bukan orang lain bagi kita," katanya.
Sebelumnya ACT juga mengirimkan relawan dan bantuan saat Topan Bopha di Filipina Selatan tahun lalu. "Bicara kemanusiaan adalah bicara rahmatan lil 'alamin."