REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pelatih timnas Selandia Baru, Ricki Herbert, membela diri atas strategi yang diterapkankan tim berjuluk "All Whites" itu ketika dipermalukan Meksiko 1-5 di pertemuan pertama babak playoff Piala Dunia 2014 pada Kamis.
Herbert yang sudah bertugas selama delapan tahun sebagai pelatih Selandia Baru itu pun diminta untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya.
Herbert dikecam karena strategi negatif yang diterapkannya dan memilih pemain lebih tua pada pertandingan tersebut. Akibat kekalahan telak tersebut, Selandia Baru diyakini sudah tidak punya peluang sama sekali untuk lolos ke Brasil.
Pelatih berusia 52 tahun itu malah menyalahkan para pemainnya yang dianggap tidak menjalankan strategi bertahan seperti yang biasa mereka mainkan.
Ketika ditanya oleh media Selandia Baru, apakah ia masih tetap ingin bertahan sampai pertemuan kedua di Wellington minggu depan, Herbert menegaskan bahwa tidak ada pelatih lain yang punya kemampuan lebih baik dari dia.
"Saya tidak tahu, memang ada pelatih lain yang lebih baik?" kata Herbert yang kontraknya secara resmi akan berakhir usai kualifikasi Piala Dunia 2014.
Herbert mulai bertugas sebagai pelatih kepala tim nasional Selandia Baru pada 2005. Dia sebelumnya pernah melatih Wellington Phoenix, satu-satunya klub profesional di Selandia Baru.
Masa jaya Herbert adalah pada 2010 ketika ia secara gemilang mampu mengantar Selandia Baru ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 28 tahun.
Melalui strategi bertahan yang ultra-konservatif di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Selandia Baru mampu meraih hasil tiga kali imbang di babak penyisihan grup. Itu termasuk hasil 1-1 menghadapi juara bertahan Italia.
Harian Selandia Baru, Fairfax, menyebut Herbert terancam merusak apa yang telah dicapainya jika terus berusaha untuk bermain bertahan.
"Ia tampaknya lebih tertarik untuk mencari pujian atas kehidupan masa lalu, bukan masa sekarang dan meminta maaf kepada penggemar sepak bola Selandia Baru," tulis media tersebut.