Ahad 17 Nov 2013 01:48 WIB

Diburu, Provokator Perusakan SMK Lodaya Sukabumi

 Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jajaran Polres Sukabumi memburu provokator dan pelaku perusakan SMK Lodaya di Desa Karantengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada Sabtu (16/11).

"Kami saat ini sudah menugaskan kepada jajaran untuk segera melakukan penyelidikan dan menangkap dalang dibalik aksi perusakan ini," kata Kapolres Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri kepada Antara, di Sukabumi, Sabtu (16/11).

Menurut dia, pihaknya sudah mengindentifikasi sumber massa dan pelaku aksi penyerangan tersebut dan tengah mengembangkan kasusnya.

Namun, dari dugaan awal, aksi penyerangan dan perusakan sekolah diduga merupakan balas dendam tewasnya empat pelajar SMKN I Cibadak.

Lebih lanjut, pihaknya juga mengimbau baik kepada warga, alumni, ataupun pelajar SMK Lodaya agar tidak melakukan aksi balasan dan kasus ini sudah sepenuhnya ditangani pihak kepolisian.

Selain itu, kepolisian juga tidak akan segan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku perusakan itu.

"Kami meminta kepada seluruh elemen agar tidak terpancing oleh isu yang belum benar terjadi, karena kasus ini sudah sepenuhnya menjadi penanganan kami," tambahnya.

Untuk mencegah terjadinya aksi susulan dan balasan pihaknya sudah menurunkan tujuh kompi personel keamanan yang berasal dari dua kompi dari Brimob Polda Jawa Barat, masing-masing dua kompi dari Polres Sukabumi dan Polres Sukabumi Kota dan satu kompi lagi dari Batalyon Armed Sukabumi.

Di sisi lain, pihaknya juga sudah menangkap empat oknum pelajar SMK Lodaya yang diduga melakukan aksi pencegatan dan penganiayaan kepada pelajar SMKN I Cibadak.

Untuk menetralisir isu yang berkembang saat ini aparat kepolisian juga akan meluruskan permasalahan tersebut, karena isu yang berkembang empat pelajar SMKN tersebut tewas karena dianiaya oleh warga Kampung Lodaya dan pihak sekolah.

"Kami tegaskan tidak ada aksi penganiayaan yang dilakukan oleh warga Kampung Lodaya dan pihak SMK Lodaya, aksi tawuran tersebut terjadi hanya dilakukan oleh segelintir pelajar saja dan oknumnya sudah kami tangkap. Sehingga isu yang berkembang saat ini, itu semua tidak benar terjadi," kata Asep di sela koordinasi dengan warga, Muspida, dan pengurus Yayasan Lodaya.

Wakil Ketua Yayasan Lodaya Toni K juga meminta kepada alumni, pelajar, maupun warga tidak melakukan aksi balasan karena seluruh masalah ini sudah diserahkan kepada kepolisian.

Selain itu, ia melanjutkan, pihaknya juga yakin polisi akan segera menangkap provokator dan pelaku perusakan tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement