REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebagian barak pengungsian Gunung Merapi masih kekurangan fasilitas mandi cuci kakus (MCK). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman baru berencana memperbaiki sembilan dari 37 barak pengungsian.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Sleman, Taufiq Wahyudi, mengakui barak pengungsian masih kekurangan fasilitas kamar mandi. Namun, pihaknya akan melengkapi fasilitas lain di sembilan barak pengungsian. "Kami tidak hanya akan menambah kamar mandi tetapi juga menambah konblok dan talud," ujarnya, Senin (18/11).
Perbaikan sembilan barak pengungsian Merapi tersebut akan mencakup wilayah Girikerto, Purwobinangun, Kiaran, Brayut, Argomulyo, Gayam, Plosokerep, Umbulmartani, dan Sindumartani. Dana perbaikan sembilan barak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2013 yang besarnya antara Rp 170-200 juta.
Sembilan barak tersebut diperbaiki karena dinilai kekurangan fasilitas. Sementara barak lain dinilai telah siap digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. "Kalau barak lain sudah siap digunakan warga," tegas Taufik. Hal ini diperlukan, karena Gunung Merapi kembali meletus pada Senin pagi.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Sleman, Heru Saptono mengatakan ada 37 titik pengungsian yang tersebar di berbagai kecamatan. Titik pengungsian tersebut berada di kecamatan rawan bencana, yakni di antaranya Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, dan Ngemplak. "Warga di antara 22 dusun yang masuk rawan bencana bisa berkumpul di sembilan barak pengungsian itu," ujarnya.