JAKARTA -- Mantan Wapres Jusuf Kalla yang ikut menjadi korban penyadapan telepon oleh badan intelijen Australia di tahun 2009, menuntut permintaan maaf dari Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.
Abbott tidak ingin berkomentar tentang apakah tuduhan itu telah merusak hubungan antara kedua negara, tapi menandaskan bahwa Indonesia adalah mitra terpenting Australia.
Namun Kalla mengatakan, pernyataan PM Abbott itu tidak cukup. "Kami mempunyai hubungan persahabatan yang baik dengan Australia," kata Kalla kepada wartawan ABC, Catherine McGrath.
"Itulah mengapa penjelasan Perdana Menteri Abbott tidak cukup. Australia seharusnya meminta maaf, jika tuduhan itu benar terjadi. Jika kami tidak mendapat penjelasan yang cukup, tentu saja ini akan menjadi problem politik antara kedua negara," kata Kalla.
Indonesia telah memanggil pulang duta besar dari Canberra dan sedang meninjau ulang semua kerjasama dengan pemerintah Australia.
Indonesia juga menyatakan akan mereview penempatan beberapa pejabat Australia di Jakarta. "Tentu saja Indonesia akan protes karena mereka menyadap percakapan telepon Presiden dan beberapa pejabat lainnya, termasuk saya," kata Kalla.
Ia juga mengatakan, isu ini akan sangat penting dalam politik dalam negeri Indonesia, karena rakyat pemilih menuntut respon kuat dari pemerintah.
Indonesia akan menyelenggarakan pemilu tahun depan.