SYDNEY -- Ia pernah dicintai dan dibenci sekaligus, namun 30 tahun setelah pembunuhan suaminya, John Lennon, Yoko Ono masih senang menjadi perhatian.
Menjelang ulang tahunnya yang ke-81, seniman Amerika-Jepang ini kembali berada di Australia untuk sebuah pameran besar di Museum of Contemporary Art di Sydney, berjudul War Is Over! (If You Want It).
Kecil mungil dengan pendengaran yang sudah berkurang, Yoko Ono masih terus tampil di depan publik untuk mempromosikan karya seninya yang non-konvensional dan menggelar karya dengan gayanya yang unik. "Menganggur tidak baik bagi kesehatan. Kita harus berbuat sesuatu." katanya.
Yoko Ono bertemu dengan suaminya, mantan anggota The Beatles, di tahun-tahun 1960-an di satu pameran seninya di London.
Salah-satu karyanya dari periode itu, sebuah meja putih dan beberapa kursi dengan sebuah papan catur putih, ikut dipamerkan dalam War Is Over!.
John Lennon pernah melukiskan Yoko Ono sebagai "seniman tak dikenal namun paling terkenal di dunia", meskipun ia sudah menjadi seorang seniman terkenal waktu itu.
Karyanya memukau para pencinta seni dari beberapa generasi, meskipun belum tentu cocok dengan selera semua orang. "John melindungi saya dan ia menyukai karya saya, padahal waktu itu tidak banyak orang yang menyukai karya saya," katanya. "Ia mungkin merasa ia harus melindungi saya, karena tidak banyak orang yang menyukai karya saya."
30 tahun setelah John Lennon dibunuh di luar apartemen mereka di Manhanttan, Yoko masih tinggal di sana.
"Banyak orang bertanya, mengapa tidak pindah?" katanya. "Itu adalah tempat terjadinya tragedi luar biasa, tapi bagi saya, itu rumah saya. Itu adalah satu-satunya tempat yang menjadi rumah kami bersama dan John masih berada di sana."
Ia mengatakan, "Dulu saya beruntung punya suami yang mendukung saya, dan sekarang saya beruntung ada anak saya (Sean). Ia seperti John dan sangat mendukung saya."